Tidak Ada Siswa Bodoh di Merdeka Belajar, liputan Elisyah Susanty kontributor PWMU.CO Gresik
PWMU.CO – Gugus 04 Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik mengadakan acara Sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka yang diselenggarakan di UPT 147 Gresik SD Banjaran Driyorejo, Rabu (20/4/22).
Acara dihadiri guru kelas I-III dan guru PJOK yang tergabung dalam Gugus 04. Pemateri Supartini SPd MM menyampaikan kurikulum merdeka merupakan kurikulum baru yang akan diterapkan sebagai hasil dari evaluasi kurikulum sebelumnya dan seiring dengan kemajuan teknologi dalam dunia pendidikan.
“Dalam hal ini sekolah akan mengalami banyak perubahan di antaranya adanya digitalisasi sekolah. Sekolah dituntut untuk lebih melek teknologi. Penggunaan media pembelajaran lebih banyak menggunakan teknologi,” tutur Kepala SD Negeri Bambe 1 Driyorejo ini.
Namun, lanjutnya, tidak hanya dilakukan di dalam ruangan, pembelajaran dapat dilakukan di luar ruang kelas misalnya di halaman sekolah, mengunjungi kantor pos, bank, pasar dan tempat umum lainnya.
“Akan tercipta suasana yang lebih menyenangkan dan interaktif serta siswa akan mendapatkan pengalaman baru.”
Keunggulan Kurikulum
Supartini menjelaskan keunggulan kurikulum merdeka di antaranya lebih sederhana dan mendalam serta lebih merdeka. Akan ada banyak project sekitar 20 sampai 30 persen yang melibatkan keaktifan siswa.
“Siswa akan membuat project, menganalisis dan sampai tahap menjelaskan maksud dan tujuan dari project tersebut. Bakat dan minat siswa akan terlihat dari project yang diberikan guru. Penilaian akan berbeda untuk tiap siswa tergantung dari kemampuan siswa melihat dari segi yang berbeda,” katanya.
Tidak ada siswa bodoh jika tidak bisa menulis projects dengan baik meskipun bisa menjelaskan secara verbal. Siswa memiliki bakat dan minat yang berbeda sehingga guru dituntut untuk lebih kreatif dalam memberikan pembelajaran. Pembelajaran akan berbeda untuk tiap siswa dalam materi yang sama.
Kurikulum Merdeka
Supartini mengatakan sudah dalam tahap persiapan untuk implementasi kurikulum merdeka di tahun depan. Guru diberikan kebebasan untuk melakukan pembelajaran di luar kelas.
“Siswa diajak ke toko alat tulis, belajar memasak bersama chef di lapangan sekolah, menanam tanaman di kebun sekolah dan lainnya. Disini siswa akan belajar banyak hal mengenai lingkungan, cara sosialisasi, prosedur, dan keterpaduan berbagai bidang ilmu.”
Dia menyampaikan modifikasi kurikulum sudah dilakukan juga SD Muhammadiyah 1 Driyorejo (SD Mudri) Gresik sejak dari tahun ke-2, yaitu dengan adanya penerimaan siswa berkebutuhan khusus di SD Mudri.
Dengan modifikasi ini siswa berkebutuhan khusus dapat mengenali lingkungan, diri sendiri dan kemampuannya dalam pembelajaran. Siswa dan guru diberikan kebebasan untuk belajar di manapun. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.