PWMU.CO– Ketua PDM Situbondo Drs Syamsuri MPd melaksanakan akad nikah putra pertamanya di Masjid al-Amin Sumber Kolak, Sabtu (7/5/22).
Miftah Af’idatul Fadhil, putra pertama pasangan Syamsuri dan Aisyah Amini menikah dengan Hujjatul Islamiyah, putri kedua almarhum Siswo Darto dan almarhumah Munassarah.
Wali mempelai wanita yang menikahkan adalah kakaknya, Amirul Mujahidin. Sedangkan penghulu yang mencatat pernikahan adalah Sekretaris PDM Situbondo, Drs Mohammad Saleh, yang juga menjabat Kepala KUA Kecamatan Situbondo.
Pernikahan ini jadi istimewa karena semuanya ditangani orang Muhammadiyah. Miftah Af’idatul Fadhil adalah aktivis persyarikatan yang mengajar Bahasa Arab di SD Muhammadiyah 1 Panji.
Ketua PDM Situbondo Syamsuri menyampaikan keluarga besannya juga aktivis dakwah yang pahamnya tidak berbeda dengan persyarikatan Muhammadiyah yaitu Hidayatullah.
Kedua pengantin, sambung dia, juga digembleng dalam akidah yang sama karena dulunya sama-sama alumni SD Muhammadiyah 1 Panji.
Syamsuri menambahkan, pembicaraan awal antar orang tua sudah dicatat sehingga terjadi pernikahan ini. ”Pembicaraan awal taaruf dilanjut dua pekan berikutnya pertunangan dan satu bulan berikutnya acara akad nikah ini,” ujarnya.
Dia berdoa pengantin ini menjadi suami istri dalam rumah tangga sakinah mawaddah warahmah juga aktif dalam dunia dakwah di Persyarikatan Muhammadiyah dan Hidayatullah.
”Anak saya Miftah ini mengabdi di Perguruan Muhammadiyah di SD maupun SMP Muhammadiyah 1 Panji yang rencananya membangun MBS (Muhammadiyah Boarding School), dan siap mengembangkan program MBS,” tutupnya.
Pengasuh Pondok al-Izzah Batu, Ustadz Ali Imron, wakil dari keluarga mempelai wanita mengatakan, mudah-mudahan dua kultur ini, Muhammadiyah dan Hidayatullah, bisa dipertemukan dengan lebih baik.
Ustadz Ali Imron menambahkan, harapannya akan lahir generasi saleh dan saleh yang meneruskan perjuangan dakwah.
”Ketika hari ini kita tidak bisa mengubah secara maksimal dengan tangan kekuasaan harapannya anak-anak kita yang melanjutkan,” tambahnya.
Seperti kisah Shalahuddin al-Ayubi, kata Ustadz Ali Imron, orangtuanya memiliki semangat menguasai Baitul Maqdis tapi belum berhasil. Ikhtiar orangtua itu dilanjutkan Shalahuddin yang berhasil merebut Baitul Maqdis dari pasukan salib Eropa.
”Kita juga harus demikian semangatnya, jika hari ini belum mempunyai kemampuan untuk bisa men-take over segala sesuatunya, insyaallah pada saatnya anak-anak kita yang bisa meneruskan cita-cita itu.
Penulis Pandu Anom Nayaka Editor Sugeng Purwanto