PWMU.CO – Berdasarkan catatan sejarah menyebutkan bahwa Indonesia pernah memiliki kerajaan besar bernama Majapahit. Kerajaan tersebut begitu tersohor karena mampu menyatukan kawasan Asia Tenggara di bawah panji-panji Nusantara. Untuk mengenang jejak kebesaran pada waktu itu, SMP Muhammadiyah 11 Surabaya mengadakan napak tilas dan refleksi bertemakan ’Heritage Tour’.
Siswa-siswi kelas 7 SMPM 11 Surabaya pun diajak untuk mengunjungi puing-puing sisa kebesaran kerajaan Majapahit, di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Kamis (2/2) lalu.
(Baca: Tak Henti Beri Suluhan untuk Tangkal Kenakalan Remaja di (Eks) Lokalisasi)
Sekitar pukul 06:30, 120 siswa-siswi yang telah bersiap kemudian diajak melanjutkan perjalanan menuju situs pubakala dengan mengendarai bus. Selama hampir 2 jam menempuh perjalanan darat, siswa-siswi yang didampingi oleh guru-gurunya itu akhirnya tiba di wisata bersejarah tersebut.
Setibanya di sana, siswa-siswi diajak untuk mengunjungi destinasi pertama, yakni Museum Trowulan. Dengan dipandu guide, para siswa bisa belajar dan merekam jejak kebesaran kerajaan Majapahit dari benda-benda peninggalannya. Kemudian, siswa diajak ke Candi Tikus. Dengan setting outdoor , siswa-siswi bisa leluasa untuk mengeksplorasi salah satu bukti kemegahan bangunan candi. Terakhir, para siswa diajak untuk mengunjungi Mahavihara. Di sana diketahui terdapat patung Budha yang sedang tidur. Patung tersebut terbesar ketiga di dunia.
”Selain sebagai napak tilas dan refleksi kejayaan nusantara, siswa-siswi yang kesemuanya beragama Islam itu diajarkan untuk bersikap toleran dengan umat yang bergama lain,” tutur Azrohal Hasan, guru IPS SMPM 11 Dupak Bangunsari, Surabaya, Rabu (8/2).
(Baca juga: Kenapa Sekolah Muhammadiyah Tidak Melahirkan Kader Muhammadiyah? Ternyata Ini Penyebabnya)
Agenda tersebut merupakan bagian dari Kegiatan Tengah Semester (KTS). Yakni, untuk memberikan pemahaman kepada siswa-siswi SMP Muhammadiyah 11 tentang sejarah kebesaran kerajaan Majapahit yang diketahui pernah menguasai sebagaian besar wilayah Asia Tenggara.
”Semoga dengan ini siswa-siswi mampu berpandangan kedepan. Sehingga roda kejayaan Nusantara di masa lampau itu bisa menjadi spirit agar Indonesia mampu menjadi bangsa yang besar, adidaya dan disegani oleh bangsa-bangsa lain di dunia,” tandasnya. (hasan/aan)