Pertama Jadi Wali Kelas VI
Sama halnya dengan Shihatin SPdI yang ternyata ini merupakan pengalaman pertamanya mengemban amanah sebagai wali kelas VI. Wali Kelas VI Merkurius itu duduk menyendiri di barisan kursi paling belakang. Ekspresinya persis dengan Authon.
Dia mengaku deg-degan dan agak campur aduk menjelang dimulainya gelaran wisuda itu. Dia sendiri tak menyangka akan merasa beragam emosi seperti itu ketika sudah sampai di titik wisuda, di titik kembali melepaskan para siswa kepada orangtuanya.
“Sejak wisuda tahfidh kemarin sudah merasa gini,” ujarnya sambil berusaha menahan tangis.
“Saya baru pindah ke SD Mugeb Mei. Walaupun nggak sampai setahun, tapi saya merasa mereka kayak anak saya sendiri,” lanjutnya terbata-bata lalu meneteskan air mata.
Dia lanjut mengenang, “Ada anak-anak yang agak bandel, pasti aku marah-marah. Akhirnya, dua bulan terakhir ini saya bisa mengambil hati anak-anak.”
Maka menurutnya, yang paling mengesankan ketika dirinya jadi wali kelas VI ialah kebersamaan beberapa bulan terakhir. “Waktu saya sampaikan pembiasaan, anak-anak langsung mengerjakan. Nah, meski belum saya sampaikan, mereka langsung menjalankan,” ujarnya.
Selain bangga terhadap para siswa di kelasnya, dia juga bersyukur bisa menjalin kedekatan dengan para wali siswa. “Mamanya juga respon ketika ada apa-apa, kayak keluarga!” tegas Shihatin.
Shihatin tersenyum, tapi air matanya kembali menetes. Shihatin buru-buru mengelapnya sebelum bersiap menyambut kedatangan para siswa dan wali siswa yang dia sayangi. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni