Siapa Berani
“Dan sungguh telah diperolok-olokkan beberapa Rasul sebelum kamu, maka turunlah kepada orang-orang yang mencemoohkan di antara mereka balasan (azab) olok-olokan mereka” (al-An’am 10).
Mari simak kajian Hamka atas ayat di atas. Itu ada di Tafsir Al-Azhar (2007: h.1958-1959).
Bahwa, dulu saat di Mekkah Rasulullah Muhammad Saw sering diolok-olok oleh kaum kafir Quraisy. Ada yang melecehkan secara fisik, seperti melempari Nabi Saw dengan kotoran.
Ada pula yang menghina Nabi Saw dengan menyoal secara tidak patut ajaran Islam. Misalnya, ada yang mengambil tulang-tulang orang mati. Lalu mereka datang kepada Rasulullah Saw dan berkata: “Apakah tulang-tulang yang telah rapuh ini akan dihidupkan kembali dan siapakah yang akan menghidupkannya?”
Atas hal itu, Rasulullah Saw menjawab. Bahwa, yang akan menghidupkannya ialah yang telah menjadikannya kali pertama. Untuk lebih jelas, silakan simak Yasiin 78-79.
Terkait olok-olok kepada Nabi Saw itu, ulas Hamka, lalu turun firman Allah “Dan sungguh telah diperolok-olokkan beberapa Rasul sebelum kamu, …..” (Al-An’am 10). Ayat ini, penawar hati bagi Nabi Saw. Bahwa, memperolok-olok Rasul itu bukan hanya menimpa Muhammad Saw saja. Orang-orang kafir di zaman dulu pun telah mengolok-olok Rasul-Rasul yang diutus Allah kepada mereka.
Di antara cara mengolok-olok, kadang-kadang mereka meminta yang tidak-tidak. Lihat bagaimana Bani Israil meminta untuk diperlihatkan Allah kepada mereka. Juga, lihat bagaimana umat Nabi Shaleh yang meminta unta dikeluarkan dari dalam batu.
Pada Bani Israil, adalah olok-olok saat mereka meminta diperlihatkan wujud Allah. Untuk itu, mereka mati disambar petir.
Pada kaum Tsamud mereka olok-olok Nabi Shaleh As karena setelah dengan kuasa Allah unta keluar dari batu, seperti yang mereka minta, tapi kemudian mereka mengkhianati janji. Mereka sembelih unta itu. Atas mereka yang bersalah, semua dimusnahkan Allah.
Demikianlah! Hendaklah selalu kita ingat, “…. maka turunlah kepada orang-orang yang mencemoohkan di antara mereka balasan (azab) olok-olokan mereka” (al-An’am 10). Inilah peringatan keras bagi manusia yang suka mengolok-olok agama.
Jadi, jika begitu, siapa yang masih berani? Siapakah yang berani, meski balasan (azab) tidak datang seketika sebagaimana yang menimpa pengolok-olok di zaman sebelum Nabi Muhammad SAW? (*)
Editor Mohammad Nurfatoni