PWMU.CO – Rabu kemarin, (23/3), menjadi titik awal sinergi besar dua Majelis yang menggawangi amal usaha Kesehatan. Bertempat di kantor PWM Jawa Timur, Majelis Kesehatan (MK) PW Aisyiyah Jatim dan Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PWM Jatim bertemu untuk membahas beberapa isu dan langkah strategis untuk menata AUMKes agar lebih cemerlang sebagai penunjang Dakwah Persyarikatan. AUMKes adalah amal usaha Muhammadiyah/Aisyiyah yang berbentuk rumah sakit, klinik rawat inap, poliklinik, dan sejenisnya.
Salah satu isu yang dibahas adalah mencegah adanya ideologi lain yang mencoba masuk ke AUMKes. Sebab, disinyalir bahaya laten itu mulai muncul kembali seiring dengan perubahan susunan pengurus pembantu pimpinan (Majelis dan Lembaga) di beberapa daerah. Salah satu cara strategis yang harus dilakukan adalah melakukan up grading Pengurus MPKU/MK guna menyamakan persepsi dalam pengelolaan AUMKes. “Sampai saat ini permasalahan di tingkat operasional pengelolaan AUMKes, bisa kita selesaikan dengan baik. Tetapi bila menyerempet masalah ideologi, Persyarikatan harus tegak-tegas,” demikian tegas dr Sholihul Absor Mkes, ketua MPKU PWM.
Pernyataan Absor ini lantas diamini oleh Ketua PW Aisyiyah Jatim, Siti Dalilah Chandrawati MAg, untuk menempatkan Muhammadiyah-Aisyiyah secara organisatoris sebagai pemangku utama amal usaha kesehatan yang didirikan oleh Muhammadiyah maupun Aisyiyah. “Pelajaran tahun 2005-an ketika banyak amal usaha Muhammadiyah-Aisyiyah yang disusupi oleh aktivis berideologi lain, memang harus kita jadikan pelajaran agar kejadian serupa tidak terulang,” kata Dalilah.
“Maka, pemilihan pimpinan AUMKes, selain melihat kompetensi, juga mutlak harus mempertimbangkan ideologinya,” tambah wakil ketua MPKU PWM, drs Budi Utomo MKes. Karena itu, menurutnya, kolaborasi dan sinergi antara MPKU PWM Jatim dan MK PWA Jatim ini harus rutin dilakukan agar bisa semakin sejalan dalam menangkal gerakan yang akan merusak AUMKes.
Dalam tataran implementatif, setidaknya aktivis ideologi lain itu menggunakan “3 Strategi G” untuk ‘merusak’ AUMKes. G pertama adalah Gremeng (menggerutu), tidak puas dan menolak setiap keputusan Muhammadiyah. Gremet (menjalar), mulai mengajak orang lain untuk mengikutinya sebagai G ke 2. Dan yang terakhir adalah Grogoti (menggerogoti), apabila dirasa sudah banyak pengikutnya, maka mereka akan melawan dan merebut AUMKes,” jelas koordinator Divisi Penelitian dan Kesehatan Masyarakat MPKU, dr Tjatur Prijambodo MKes. (raya)