Upacara SD Mudabo Digelar Kembali. Liputan Suen Yektiana, Kontributor PWMU.CO Bojonegoro
PWMU.CO – Pagi itu, Senin (25/7/2022). Terlihat lalu lalang siswa-siswi SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro (SD Mudabo) berseragam baju kotak-kotak merah. Mereka terlihat sangat bersemangat sejak pagi untuk sekolah. Wajar saja, karena mulai Senin ini, SD Mudabo memulai lagi rutinitas upacara bendera.
Kegiatan ini diikuti oleh siswa-siswi kelas I, III dan V. Ustadz dan ustadzah juga telah bersiap mendampingi pelaksanaan upacara yang digelar di lapangan. Setelah pelaksanaan sholat dhuha di kelas masing-masing, kegiatan upacara pun dimulai. Upacara bendera hari Senin ini dilaksanakan secara bergantian. Pekan depan dilaksanakan oleh kelas II, IV dan VI.
Pembina upacara sekaligus pemberi amanat kepada peserta upacara yaitu Kepala SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro, Cebeng Alhudayatul Ustadza SPd. Petugas upacara diawali dari ustadz dan ustadzah dalam rangka sebagai contoh siswa-siswi untuk upacara hari Senin pekan selanjutnya.
Kekhidmatan upacara tidak terkurangi. Meskipun sudah 2 tahun lebih upacara hari Senin ditiadakan, karena adanya pandemi Covid-19. Siswa-siswi mengikuti upacara sampai selesai dalam kondisi sehat dan tetap semangat.
Pembina upacara, Cebeng Alhudayatul Ustadza SPd sebelum memberikan amanat, menginformasikan kepada peserta upacara untuk mendengarkan amanat yang diberikan.
“Anak sholih dan sholihah kelas I, III, dan V tetap khidmat mengikuti upacara dan ada beberapa pesan yang akan Ustadzah sampaikan kepada kalian semua,” seru Ustadzah Cebeng.
Semangat Belajar dan Semangat Sehat
Amanat yang disampaikan memberikan semangat siswa dan siswi untuk tetap semangat belajar dan semangat sehat.
“Karena ketika belajar dengan baik, kondisi tubuh juga baik, makan akan baik, maka baik pula kita menerima pembelajaran. Sehingga kita bisa merdeka dan bisa memberikan yang terbaik untuk sekolah,” tuturnya.
Cebeng pun berpesan kepada anak-anak untuk tetap semangat belajar dan semangat sehat.
“Apabila anak-anak semua menerima pembelajaran dalam kondisi tubuh yang sehat dan pikiran yang sehat pula, maka akan menghasilkan ilmu yang bermanfaat dan memerdekakan sekolah kita dengan prestasi-prestasi yang anak-anak peroleh,” tambahnya.
Salah satu Ustadzah yang menjadi petugas upacara yaitu Ustadzah Siti Nur Aidah. Karena pertama kali ditunjuk menjadi petugas upacara, dia mengaku deg-degan.
“Ini pertama kalinya menjadi petugas upacara dengan menyandang sebagai guru. Perasaan berdebar-debar karena mendapat giliran pertama menjadi petugas upacara,” akunya.
Ustadzah Aida mengaku sangat berusaha semaksimal mungkin menjadi petugas upacara pengibar bendera.
“Karena ini pengalaman pertama saya ketika menjadi guru ditunjuk sebagai petugas upacara, deg-degan sudah pasti membersamai selama kegiatan, tapi alhamdulilah terlaksana dengan baik,” sambungnya.
Kegiatan upacara diakhiri dengan penghormatan kepada pembina upacara dan dibubarkan oleh pemimpin upacara. Supaya tidak bergerombol dan berdesakan, siswa yang masuk ke kelas dimulai kelas I putra disusul kelas V putri sampai barisan habis dan diakhiri oleh kelas I putri. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni