Dua Macam Hijrah, Ini yang Pahalanya Besar; Oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo.
PWMU.CO – Kajian ini berdasarkan hadits riwayat Ahmad dan Nasa’i
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: إيَّاكم والظُّلمَ؛ فإنَّ الظُّلمَ ظُلُماتٌ يومَ القيامةِ، وإيَّاكم والفُحْشَ؛ فإنَّ اللهَ لا يُحِبُّ الفُحشَ، وإيَّاكم والشُّحَّ؛ فإنَّه أهلَكَ مَن كان قَبلَكم؛ أمَرَهم بالقَطيعةِ فقَطَعوا، وأمَرَهم بالبُخلِ فبخِلوا، وأمَرَهم بالفُجورِ ففَجَروا، فقام رجُلٌ فقال: يا رسولَ اللهِ، أيُّ الإسلامِ أفضلُ؟ قال: مَن سَلِمَ المسلِمونَ مِن لسانِهِ ويدِهِ، قيل: يا رسولَ اللهِ، أيُّ الهجرةِ أفضلُ؟ قال: أنْ تهجُرَ ما كَرِهَ ربُّكَ، ثم قال: الهجرةُ هِجرتانِ؛ هجرةُ الحاضِرِ وهجرةُ البادي، فأمَّا البادي فيُجيبُ إذا دُعِيَ، ويُطيعُ إذا أُمِرَ، وأمَّا الحاضرُ فهو أعظمُهما بَلِيَّةً وأفضلُهما أجرًا. رواه أحمد و النسائى
Dari Abdullah bin ‘Amr. Dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, bersabda: “Hati-hatilah kalian dari berbuat zalim karena kezaliman adalah kegelapan pada hari kiamat. Dan hati-hatilah kalian dari perkara keji, karena sesungguhnya Allah tidak suka dengan perkara keji dan perbuatan yang keji. Dan hati-hatilah kalian dari sifat bakhil, karena sesungguhnya sifat bakhil telah membinasakan orang-orang terdahulu, karena jika sifat bakhil itu memerintahkan untuk memutuskan hubungan kekerabatan mereka pun memutuskan hubungan, dan jika memerintahkan untuk bakhil mereka pun bakhil, dan jika memerintahkan untuk berbuat jahat mereka pun berbuat jahat.”
Dia berkata, lelaki itu berdiri dan bertanya, “Wahai Rasulullah, lalu Islam yang bagaimana yang paling utama?” Beliau menjawab, “Yaitu jika kaum muslimin selamat dari bahaya lisan dan tanganmu.” Lelaki itu berkata, atau yang lain berkata, “Wahai Rasulullah hijrah yang bagaimana yang paling utama?” Beliau menjawab, “Yaitu engkau jauhi apa-apa yang telah Allah larang, sedangkan hijrah itu sendiri ada dua; hijrah al-hadhir dan al-badi. Hijrah al-badi adalah selalu taat jika diperintah dan selalu memenuhi jika diseru. Dan hijrah al-Hadhir adalah yang paling banyak ujian dan pahalanya di antara keduanya.” (HR Ahmad dan Nasa’i)
Nasihat Nabi, Waspadalah!
Rasulullah selalu memberikan nasihat kepada sahabat-sahabatnya termasuk juga untuk umat beliau secara keseluruhan. Dan semua nasihat itu adalah dalam rangka menjauhkan umat ini dari panasnya api neraka dan semakin mendekatkan umat ini ke dalam surga Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Tiga Kewaspadaan
Ada tiga yang Rasulullah memerintahkan kepada umat beliau untuk mewaspadainya. Pertama, waspada terhadap adh–dhulmu yakni perbuatan zalim karena kezaliman merupakan kegelapan di Hari Kiamat. Dan mengapa harus berbuar zalim, karena setiap orang termasuk si pelaku kezaliman juga tidak akan mau diperlakukan zalim. Kezaliman adalah perbuatan yang pasti merugikan pihak yang dizalimi, dan semua orang tidak akan rela dizalimi.
Jika tidak mampu melepaskan diri atau melawan kezaliman maka minimal ia akan berdoa untuk orang yang menzaliminya, dan doa orang yang terzalimi itu tanpa hijab, yang senantiasa dikabulkan oleh Allah Sunhanahu wa Ta’ala. Maka berhati-hatilah terhadap perbuatan zalim, karena kezaliman balasannya adalah kegelapan di hari Kiamat.
Kedua, waspadalah terhadap al-fuhsya yakni kekejian. Kekejian adalah perbuatan buruk baik yang dilakukan baik berupa tindakan fisik maupun ucapan. Tindakan ini jelas akan menyakiti baik fisik maupun hati orang lain. Dan hal ini juga merupakan tindakan yang juga pasti setiap orang tidak mau merasakannya. Maka palaku kekejian pasti akan mendapatkan balasan yang Allah murka kepada-Nya.
Ketiga, waspadalah terhadap asy-syuh yakni sangat bakhil atau sangat kikir atau sangat pelit. Sifat sangat kikir ini yang menyebabkan rusaknya terdahulu. Karena sifat pelit ini menjadi pendorong sifat negatif bagi pemiliknya, kadang mendorong seseorang untuk bermusuhan dengan orang lain dan kadang juga mendorong untuk berbuat jahat atau curang. Sifat bakhil ini kerap mejadikan seseorang menjadi tama’ dengan kepentingan dunia dan memandang orang lain hanyalah alat untuk kepuasan dirinya.
Itulah ketiga hal yang mesti mendapatkan kewaspadaan bagi setiap umat Rasulullah. Dan semua negatif itu pasti akan menuai akibat yang setimpal sesuai dengan tingkat kenegativannya itu. Seyogyanya setiap hamba selalu mengedepankan dan mendahulukan kepentingan umat dan agama ini di atas kepentingan nafsu diri yang tidak akan pernah merasa puas.
Baca sambungan di halaman 2: Akhlak Utama