SD Al Islam Cerme Melatih Public Speaking Siswa lewat Kultum; Liputan Farida Lutfiatul Jannah, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Pukul 11.37 adzan Dhuhur berkumandang di sekitar sekolah. Para siswa SD Al Islam, Cerme, Gresik bersiap-siap berangkat ke Masjid Sabilul Muttaqin—100 meter dari sekolah—untuk menunaikan shalat Dhuhur berjamaah.
Hari itu, Rabu (3/08/2022) giliran Abdullah Faqih Syairozi siswa kelas V menyampaikan kultumnya. Siswa SD Al Islam kelas III sampai VI memang mendapatkan kesempatan menyampaikan kultum secara bergiliran. Kultum disampaikan setelah shalat Dhuhur.
Kepala SD Al Islam Cicik Indrawati SAg menjelaskan program tersebut dibuat dalam rangka mengembangkan keterampilan public speaking siswa. “Public speaking adalah salah satu keterampilan yang penting untuk dimiliki anak-anak. Jadi, keterampilan tersebut wajib dikembangkan,” ujarnya pada PWMU.CO, Rabu (10/8/2022).
Kultum di depan teman-teman, lanjutnya, merupakan salah satu cara untuk mengembangkan keterampilan tersebut. “Kita biasakan mereka untuk berani menyampaikan hal-hal baik di hadapan orang lain sehingga nantinya mereka bisa terjun di tengah-tengah masyarakat tanpa rasa takut atau malu,” terangnya.
Lebih lanjut, Cicik sapaannya, memaparkan sebelum berkultum siswa dilatih terlebih dahulu. “Anak-anak ada pelatihan atau pembekalan terlebih dahulu pada kegiatan muhadoroh yang dilaksanakan setiap hari jumat,” paparnya.
Pada kegiatan muhadharah, lanjutnya, anak-anak dibekali cara membuat dan menyampaikan materi kultum atau pidato. Mulai dari salam pembuka hingga salam penutup berserta ekspresi, gesture tubuh, dan intonasinya.
Cicik menambahkan kegiatan tersebut juga dapat membentuk karakter anak. “Bagi yang tidak berkultum, kita latih untuk tenang sehingga terbentuk karakter disiplin dan menghargai orang lain,” imbuhnya.
Kesan Siswa
Menurut Faqih, sapaannya, menyampaikan kultum di depan teman-teman bukanlah hal yang mudah.
“Tidak mudah menyampaikan kultum di depan teman-teman. Aku sering tampil di hadapan teman-teman tapi tetap saja ada rasa grogi dan malu,” ujarnya.
Tapi, lanjutnya, guru-guru, khususnya, Ustazd Muhammad Syaifulloh, selalu mendorongku agar berani dan percaya diri menyampaikan kultum di hadapan teman-teman.
Lebih lanjut, Faqih menjelaskan materi kultumya ia siapkan bersama gurunya. “Materi kultumku bertema 1 Muharam tepat dengan peringatan tahun baru Islam. Aku meyiapkannya bersama guruku,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni