PWMU.CO– Jalan dakwah dan tantangannya dikupas oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr Saad Ibrahim dalam sambutan Tabligh Akbar semarak menyongsong Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 berlangsung meriah di Convention Hall Simpang Lima Gumul (SLG) Kediri, Ahad (14/8/2022).
Saad Ibrahim mengatakan, kita merasa sangat damai, batin kita ini terasa sejuk. ”Tadi saya sampaikan kepada Profesor Haedar Nashir, rasanya walaupun beliau kemarin itu datang dari Bandung, kemudian malamnya pleno sampai pukul 23.00, pukul setengah dua naik kereta api menuju Blitar. Istirahat kira-kira hanya satu jam lebih sedikit. Sampai sekarang kalau kita perhatikan tiba di Kediri beliau dalam keadaan sehat walafiat, tanpa kekurangan apapun,” katanya disambut tepuk tangan.
Hal ini tidak lain dan tidak bukan, sambung Saad Ibrahim, insyaallah kedamaian hati kita itu, ketenangan jiwa kita itu, bagian penting untuk mengurus umat, mengurus bangsa, bahkan mengurus kemanusiaan secara universal.
”Hampir pasti secara fisik, beliau tentu lelah, tapi sekali lagi, tidak pernah punya pengaruh terhadap langkahnya, untuk membawa kebaikan bagi bangsa, bagi umat baik kemanusiaan melalui Muhammadiyah,” tuturnya.
Rasanya kita ini betul betul ditolong Allah subhanahu wataala. Di Kediri ini saja, Amal Usaha Muhammadiyah cukup banyak di bidang pendidikan maupun kesehatan, ada usaha ekonomi yang kita saksikan di depan itu, maka ini sekali lagi Muhammadiyah itu di-back up oleh Allah swt.
Maka kekuatan dalam yang dianugerahkan Allah, kemampuan untuk menggerakkan umat itu untuk disyukuri. Bahwa Muhammadiyah di Jawa Timur saja memiliki 84-85 rumah sakit/klinik, 1.021 sekolah, baik yang dikelola persyarikatan Muhammadiyah maupun Aisyiyah, Universitas Muhammadiiyah di Jawa Timur ada 9, di Malang, Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Lamongan, Madiun, Ponorogo, Jember.
”Dan yang ke-9 Universitas Muhammadiyah di Kediri,” canda Saad Ibrahim disambut tepuk tangan hadirin.
”Ini Ketua PDM Pak Fanani senyum-senyum, tapi pasti paham bahwa inilah cara PWM memberikan beban kepada Ketua PDM Kab Kediri, dan yang seperti ini, ketika mengucapkan ucapkan tersebut berkali-kali, kita bilang kun sekalipun tidak terwujud selalu saja kita sekali lagi kun (كن ), intinya menginginkan supaya kita terus dan terus dan terus berbuat kebaikan bagi warga. Jangan pernah lelah,” tuturnya.
Andaikata kita mengurus Muhammadiyah itu 24 jam, kita gunakan mengurus Muhammadiyah itu juga tidak akan selesai urusan. Karena tadi kita ingin terus menyusuri jalan dakwah dan terus berkhidmat kepada umat.
Sekalipun demikian supaya memberikan penguatan kita, marilah kita sedikit bicara tentang apa yang kita lakukan melalui Muhammadiyah ini, untuk li i’la li kalimatillah, karena sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh Nabi dan para sahabat, ketika hijrah ke Yatsrib.
”Nabi di sebuah gua mengatakan jangan takut Allah bersama kita, padahal di atas gua terlihat kaki musuh, namun berkali-kali Nabi mengatakan jangan takut Allah bersama kita,” ujarnya.
Maka yang seperti ini kita menggerakkan Muhammadiyah sekalipun punya uang sangat terbatas, bahkan ada PDM yang punya uang Rp 19 juta, mau membangun masjid Rp 6 miliar. Lalu Allah kirimkan orang dermawan yang kemudian membantu dan sampai hari ini kira-kira Rp 32 miliar itu tertutup.
Tentu kita pakai kata itu dalam jalan dakwah kita karena sesungguhnya Allah itu bersama kita. ”Rasanya tidak ada apa-apanya alias tidak sebanding dengan perjuangan Nabi Muhammad jika kita berjuang bersama Muhammadiyah,” ujarnya.
Penulis Dahlansae Editor Sugeng Purwanto