Ketua PWM Jatim: Beri Takjil pada AUM yang Masih Berpuasa; Liputan Estu Rahayu.
PWMU.CO – Ketua Wilayah Pimpinan Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Dr M Saad Ibrahim MA menganjurkan memberi ‘takjil’ pada amal usaha Muhammadiyah (AUM) yang masih ‘berpuasa’.
Metafora itu dia sampaikan pada acara Musyawarah Wilayah (Musypimwil) Muhammadiyah Jawa Timur di Aula Mas Mansur Gedung Muhammadiyah Jawa Timur di Jalan Kertomenanggal IV/1, Sabtu (27/8/22).
Kiai Saad, sapaan akrabnya, menyinggung agar AUM yang sudah mampu berbagi dan membantu bagi yang kurang mampu.
“Amal usaha Muhammadiyah yang sudah berhari raya (mampu) untuk memberikan ‘takjil’ pada yang ‘berpuasa’ (membutuhkan),” ujarnya yang langsung kemudian disamput tertawa oleh para hadirin.
Kalau takjil kita berikan bersama-sama, lanjutnya, tentu dilanjut berbuka bersama-sama setelah takjil. “Maka ini yang menjadi pemikiran kita bersama,” ujarnya.
Kemudian, dia bercerita ada salah satu Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) yang minta bantuan pembayaran utang karena sudah jatuh tempo. “Tentu ini bagian dari puasa, tetapi senang (akan dibantu pembayaran oleh PWM),” ujarnya.
Hal ini karena mereka memahami bahwa setiap perjuangan itu termasuk al-jihad bi washilati. “Muhammadiyah ini juga perlu puasa-puasa seperti itu. Karena itu hemat saya segeralah yang belum berpuasa , berpuasalah. Sebab adakalanya tidak mau melakukan puasa,” tuturnya.
Dalam konteks Muhammadiyah tidak memiliki hal iradhah untuk mendirikan amal-amal usaha Muhammadiyah karena kuatir kelaparan. Padahal hampir pasti perjalanan panjang Muhammadiyah itu selalu dimulai dengan hal iradhah li shaumi. “Yaitu kemauan untuk berpuasa,” ujarnya.
Maka puasa itu menjadi penting dalam gerak-gerak kita. Tidak cukup kita mengurus Muhammadiyah itu semata-mata terbatas khirasatud din. “Dan khirasatud din itu harus diteruskan dengan syiyasatud din,” terangnya.
Saad mengatakan bahwa ngaji itu bagian dari khirasatud din. Tapi kalau ngajinya itu ngaji titik bukan ngajinya koma. “Itu bukan ngajinya Muhammadiyah. Ngajinya Muhammadiyah harus diteruskan dengan siyasatud din. Ngaji dan mendirikan amal usaha Muhammadiyah,” urainya.
Baca sambungan di halaman 2: Pentingnya Takjil