Tiada Henti Dapat Tantangan, Muhammadiyah Yakin Kekuatan Teologi Al-Insyirah; liputan Sugiran.
PWMU.CO – Ketua Umum Pimpinan Pusat PP Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir MSi membuka perhelatan Musyawarah Pimpinan Wilayah (Musypimwil) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim di Aula Mas Mansur Geduang Muhammadiyah Jatim, Sabtu (27/8/2022).
Haedar merasa sebenarnya tema Mukatamar Ke-48 Muhammadiyah: Membumikan Islam Berkemajuan cukup berat, tetapi dia merasa diringankan oleh Muhammadiyah itu sendiri.
Itu karena Muhammadiyah tidak perlu banyak penjelasan ilmiah. Tetapi apa yang dilakukan Muhammadiyah selama satu abad lebih sejatinya merupakan implementasi dari membumikan Islam berkemajuan.
“Ada pepatah, apa yang diperbuat dan ada dalam realitas nyata di hadapan kita, sesungguhnya itu jauh lebih baik, hebat dan jauh lebih bisa kita yakini sebagai sebuah kenyataan daripada yang semata-mata kita ucapkan,” ujarnya.
Sekolah Inklusi dan Teologi Al-Maun
Haedar ingin menjelaskan mulai dari hal-hal yang kecil. Pertama, kita ada di hadapan adik-adik bagian dari siswa-siswi SMA Muhamamdiyah 10 (SMAMX) Surabaya sebagai salah satu sekolah inklusi yang memiliki karakter khas, di mana semua anak bangsa memperoleh tempat untuk belajar di sekolah ini.
“Dan sekolah inklusi juga merupakan sebuah manifestasi gagasan KH Ahmad Dahlan tentang al-Maun, yang tidak untuk semata-mata memberi ruang bagi mereka yang kekurangan, tapi bagi siapa saja sebagai wujud dari inklusivitas teologi al-Maun,” ungkapnya.
Bahkan istilah pun di Muhammadiyah sekarang, lanjutnya, kalau dulu kita punya istilah-istilah teoratif yang terkesan negatif tentang adik-adik kita ini, maka sekarang kami berkembang menjadi disabilitas, bahkan difabel. Muhammadiyah bahkan lebih menggunakan istilah difabel
“Beberapa waktu yang lalu saya menerima pengurus Difabel Nasional Muhammadiyah. Ini pertanda dari kemajuan cara berpikir kita dalam menempatkan setiap anak bangsa, setiap warga bangsa, setiap makhluk Allah yang memang punya kesalahan, apapun latar belakang dan kondisinya. Ini satu kemajuan berpikir yang menggambarkan sejatinya bahwa Islam berkemajuan itu ya seperti itu,” jelasnya.
Menurutnya dari istilah saja, kita mengalami kemajuan berpikir yang lebih inklusif dan lebih setara. Lebih-lebih karyanya. Dulu kita tidak bisa membayangkan punya karya yang seperti ini.
“Bahkan ananda Muhammad Hilbran itu bisa sampai ke Liverpool bersama mantan Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Ini sebuah capaian yang sungguh menjadi kebanggaan kita,” terangnya.
Baca sambungan di halaman 2: Banyak Meresmikan AUM