Mengenal Jenis-Jenis Obat dari Logonya, Sosialisasi Mahasiswa KKN Prodi Farmasi UMG.
PWMU.CO – Obat-obatan yang beredar memiliki logo yang bertujuan untuk keamanan, ketentuan penggunaan, dan serta pengamanan pengedaran.
“Oleh karenanya beberapa macam logo obat harus dikenali terlebih dahulu sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat agar aman.”
Hal ini disampaikan oleh Achmad Zaidun dalam “Sosialisasi Logo Obat”. Kegiatan ini merupakan kerja KKN Tematik Prodi Farmasi Universitas Muhammad Gresik, di MI Miftahul Huda Klampok Benjeng, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Jumat (2/9/2022) lalu.
Logo-logo tersebut, Zaidun menjelaskan, ada beberapa macam dengan tanda khusus. Yakni lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi hitam berarti obat bebas. Lingkaran biru garis tepi hitam artinya obat bebas terbatas. Tanda lingkaran merah garis tepi hitam bermakna obat keras.
“Ada juga ditandai dengan lingkaran berwarna putih dengan garis tepi berwarna merah dengan gambar palang medali merah (narkotika),” jelas Zaidun mahasiswa semester V Farmasi UMG.
Ada pula simbol lingkaran hijau dengan gambar ranting hijau (jamu), lingkaran kuning dengan garis tepi hijau dengan gambar tiga buah bintang hijau (obat herbal terstandar), dan lingkaran kuning bergaris tepi hijau dengan gambar seperti kepingan salju (fitofarmaka).
“Obat-obatan yang banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti Paracetamol, Sanmol, Bodrex, Bodrein, dan Oskadon punya logo berwarna hijau. Obat Mixagrip, Neozep, Decolgen, Paramex, Komix, dan Rheumacyl punya logo berwarna biru,” urainya.
Dia melanjutkan, Amoxicilin, Amlodipine, Bioplacenton, Dexaharsen, Dexteem plus, dan Mefinal punya logo berwarna Merah. Entrostop anak, Laxing, Diapet anak, Pilkita, Tolak Angin, dan Tolak Linu berlogo berupa ranting hijau atau jamu.
“Sedangkan Antangin cair, Lelap, dan Tolak Angin berlogo tiga buah bintang hijau atau obah herbal terstandar (OHT). Serta obat Stimuno yang punya logo lingkaran kuning dengan gambar seperti kepingan salju,” terangnya.
Kepada PWMU.CO Zaidun mengatakan, tujuan sosialisasi ini adalah agar siswa menjadikan kegiatan ini sebagai media pembelajaran untuk mengenal obat secara dini.
“Agar nanti bisa menggunakan obat secara tepat berdasarkan aturan yang ada. Karena pada setiap kemasan obat ada logo dan aturan pemakainanya,” ungkap Zaidun.
Siswa Menyambut Gembira
Siswa-Siswi menyambut gembira kegiatan ini karena mereka dapat ilmu baru. “Karena mereka belum pernah memperoleh pelajaran tentang logo obat,” kata Samuntik, salah satu guru MI Miftahul Huda yang juga bendahara sekolah.
Kepala MI Miftahul Huda Siti Muniroh juga sangat senang dengan kegiatan yang dilakukan oleh KKN mahasiswa UMG ini. “Sosialisasi ini sangat bermanfaat. Dengan demikian anak-anak lebih mengetahui perbedaan penggunaan obat melalui label yang beragam,” ungkap dia.
Waspada Pengedaran Narkotika
Di samping memperkenalkan penggunaan obat dengan benar, sosialsisasi ini juga mengarahkan sisiwa agar tidak mudah terpengaruh oleh penggunaan obat narkotika.
“Karena peredaran narkotika sekarang ini sudah mengarah ke sekolah dasar (SD). Karena pada usai ini keingingan tahuan anak lebih besar. Sehingga keinginan untuk mencoba bisa muncul,” ungkap Zaidun.
Karena itu, ketika materi sosialisasi sampai pada obat narkotika, Zaidun mewanti-wanti siswa agar tidak terpengaruh untuk menggunakan obat-obatan narkotika. Apapun bentuknya. Karena obat itu bisa merusak diri seseorang baik secara fisik atau mental.
“Misalkan hilangnya kesadaran karena halunisasi. Seorang yang putus asa karena menghadapi persoalan hidup yang belum menemukan jalan keluarnya, maka akan timbul dalam diri untuk lari dari persoalan dengan jalan mengkonsumsi narkotika,” terang Zaidun.
Menurut dia tindakan ini tidak dibenarkan. Karena ini akan menambah persoalan. “Sebagai jalan keluar satu-satunya yaitu kita mendekat kepada Allah, minta pertolongan dan petunjuknya,” pesan Zaidun kepada siswa yang ikut sosilaisasi.
Siti Muniroh menambahkan, adanya materi obat narkotika dalam sosialisasi ini adalah sangat tepat. “Karena anak-anak usia dini mudah terpengaruh dengan hal-hal baru terutama melalui media sosial. Keingintahuan mereka masih tinggi istilahnya kepodengan hal baru,” ungkap dia.
Di samping itu, lanjutnya, siswa MI Miftahul Huda belum mendapatkan materi pelajaran narkotika sehingga dengan materi ini punya nilai plus. “Sebenarnya, dulu anak-anak dapat materi pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)—yang di dalamnya diajarkan pelajaran obat narkotika, jenis-jenis, dan penyalahgunaan narkotika,” kata Siti Muniroh.
Anak-anak peserta sosialisasi logo obat bisa mengikuti acara sosialisasi ini dengan baik. Mereka ternyata sudah tahu dengan obat yang biasanya beredar di masyarakat. Seperti: Bodrexin, Bodrex, Antangin Junior dan Sanmol sirup.
Terbukti ketika pemateri bertanya obat apa yang mereka kenal, spontan salah satu menjawab. “Antangin Junior,” kata Rosa, salah satu siswi. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni]