SMK Matig Menggelar Workshop Penguatan Karakter Berbasis Mindset Change; Liputan Ahmad Khamdi Musthofa, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – SMK Muhammadiyah 3 (SMK Matig) Gresik, Jawa Timur—yang merupakan SMK Pusat Keunggulan—menyelenggarakan Workshop Penguatan Karakter Berbasis Mindset Change, di aula sekolah, Rabu-Kamis (12-13/10/2022).
Acara dibuka dengan sambutan Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Cerme, Drs Mudairin MPd. Dia menjelaskan cara berpikir seseorang yang tumbuh dan berkembang dalam dunia pendidikan, utamanya dalam mendidik siswa dan pentingnya menulis.
“Pentingnya menulis untuk guru agar bisa memotivasi siswa, karena siswa lebih suka melihat contoh langsung. Guru tidak boleh selalu hanya menyuruh siswa untuk menulis tapi gurunya saja tidak mau menulis, itu dosa besar,” ujarnya.
Dalam workshop itu, hadir dua narasumber. Pertama Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Gresik Ir Dodik Priyambada SAkt.
Dia menyampaikan materi tentang penguatan karakter berbasis mindset change untuk mempersiapkan guru menuju kondisi bonus demografi 2035 (atau 2045).
Dodik menyampaikan dengan adanya kondisi ini kita harus bisa mengubah mindset untuk segera tumbuh dan berkembang menyiapkan kompetensi dan keahlian yang di butuhkan agar kita tidak hanya menunggu bonus demografi 2035.
“Tapi mulai sekarang kita harus sudah bisa memaksimalkan bonus demografi tersebut,” ujarnya.
Oleh karena itu, dia berpesan: ”Jika guru atau pelatih tidak bisa menjadi pemain yang hebat maka guru harus menjadi guru yang baik untuk menjadikan siswa menjadi yang terbaik.”
Game Entrepreneur untuk Karakter
Narasumber kedua ialah Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Dr Arbaiyah Yusuf MA.
Pada pembuka materinya dia memberikan permainan untuk mematik peserta yang berasal dari sekolah-sekolah Muhammadiyah di Kabupaten Gresik.
Pada permainan ini peserta di minta untuk mengubah selembar kertas menjadi delapan kartu. Untuk tujuh kartu dituli angka 1-7. Game ini dia namakan permainan entrepreneur. Selanjutnya Arbaiah memberikan instruksi untuk menjumlah angka-angka tersebut. Hasilnya: 28.
Jumlah tersebut harus dilipatgandakan agar permainan ini menghasilkan untung. Maka berbekal kartu ‘modal’ peserta diminta bertransaksi satu sama lain dengan mencari tiga kartu yang sama dan dipangkatkan.
“Hasil transaksi tersebut, apakah kita akan untung di atas nilai 28 atau malah rugi dengan jumlah dibawa modal 28,” kata Arbaiyah menjelaskan.
Seluruh peserta lalu berinteraksi dan menjumlah hasilnya. Ada yang mendapat nilai di atas nilai modal, ada juga yang di bawah modal.
Arbaiyah mengatakan dalam permainan ini kiyta tidak belajar tentang untung dan rugi saja. Tapi ada beberapa pelajaran dari game itu. Contohnya ada unsur matematika, ekonomi, komunikasi, kewirausahaan, atau kerja sama.
Bredasarkan game itu, dia lalu menyampaikan materi tentang growth mindset. Menurutnya growth mindset memiliki karakteristik berani menghadapi tantangan, bertahan saat sulit, mau mencoba, menerima kritik sebagai masukan, atau memandang kesuksesan orang lain sebagai inspirasi.
Workshop Penulisan Buku
Pada kesempatan tersebut Arbaiah Yusuf juga membuka secara resmi Workshop Penulisan Buku yang menghadirkan dua narasumber juga. Yaitu Pemimpin Redaksi PWMU.CO Mohammad Nurfatoni dan Master Trainer Sekolah Menulis Inspirasi Ahmad Faizin Karimi.
Pada kegiatan yang berlangsug dua hari Rabu-Kamis (12-13/10/2022), kedua narasumber tersebut membagi peserta dalam tiga kelompok.
Pertama, guru-guru SMK Matig dibagi menjadi dua kelompok untuk menulis buku pendamping. Kelompk pertama menulis buku bertema Kurikulum Merdeka dan kelompok kedua menulis Project Based Learning.
Adapun peserta di luar SMK Matiq— dari SD/SMP/SMA/SMK Cermen, Benjeng, dan Balongpanggang—dijadikan satu kelompok menulis buku antologi.
Untuk kelompok ini, sebelum acara ditutup, sudah menghasilkan buku berjudul Catatan Harian Seorang Guru yang langsung diupload Ahmad Faizin Karimi di Gogle Play Store dan bisa diakses di 66 negara.
Sedangkan dua buku masih dilanjutkan penulisannya oleh guru-guru SMK Matiq melalui kelompok masing-masing. Karena dalam waktu dua hari itu tidak cukup untuk menyelesaikan buku secara utuh. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni