Sang Paman Abu Thalib
Abu Thalib adalah paman Nabi SAW atau adik dari ayah beliau Abdullah bin Abdul Muththalib. Abu Thalib merupakan ayah dari Ali bin Abi Thalib, yang berarti Rasul dengan Ali adalah saudara sepupu, yang kelak menjadi menantu beliau dengan mendapatkan Fatimah binti Rasulillah Shallallahu ‘alaihi wa Sallama.
Abu Thalib sangat menyayangi Nabi SAW sehingga beliupun saat berdakwah tauhid di Makkah, terutama sepeninggal kakek beliau yaitu Abdul Muththalib, masih mendapat perlindungan. Itulah yang menjadikan para dedengkot kafir Quraisy merasa tidak leluasa untuk menghalangi dakwah rasul tersebut. Dan begitu pula Rasulullah sangat menyayangi pamannya itu.
Hadits di atas mengisahkan saat sanga paman yang sangat disayanginya ini hendak meninggal dunia. Beliau selalu mendampingi sejak saat sang paman ini sakit. Dan di saat menjelang ajal Rasulullah SAWmenyuruhnya untuk mengucapkan dua kalimah syahadah. Di hati kecil beliau membenarkan apa yang di dakwahkan oleh keponakannya itu, akan tetapi ada faktor-faktor tertentu sehingga ia menolak mengucapkan dua kalimah syahadah itu.
Rasulullah terus berusaha membimbing pamannya itu agar mau mengucapkan dua kalimah syahadah itu. Akan tetapi saat itu juga ada paman beliau yang lain yang justru menghalangi dakwah beliau dan bahkan memusuhinya yaitu Abu Jahal, sungguh di aini musuh islam sejak awal sampai akhri hidupnya. Sehingga secara khusus Allah menurunkan surah yang menceritakan keadaanya yaitu dalam surah al-Masad atau al-Lahab.
تَبَّتۡ يَدَآ أَبِي لَهَبٖ وَتَبَّ ١ مَآ أَغۡنَىٰ عَنۡهُ مَالُهُۥ وَمَا كَسَبَ ٢ سَيَصۡلَىٰ نَارٗا ذَاتَ لَهَبٖ ٣ وَٱمۡرَأَتُهُۥ حَمَّالَةَ ٱلۡحَطَبِ ٤ فِي جِيدِهَا حَبۡلٞ مِّن مَّسَدِۢ ٥
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut. (al-Lahab: 1-5)
Pada akhirnya Abu Thalib menyatakan ia tetap dalam agama nenek moyangnya, dan ia meninggal dalam keadaan kafir.
Baca sambungan di halaman 3: Mahalnya Hidayah
Discussion about this post