Pesilat Tapak Suci Ini Tetap Tersenyum meski Terpaksa Turun Panggung; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah dari Bandung. Editor Mohammad Nurfatoni.
PWMU.CO – Penampilan Tapak Suci Putera Muhammadiyah mewarnai Pembukaan Muktamar ke-14 Nasyiatul Aisyiyah (NA) di Gedung Budaya Soreang, Sabtu (3/12/2022).
Sebanyak 22 pesilat itu terampil menampilkan seni Tapak Suci di hadapan peserta Muktamar NA dari 34 provinsi se-Indonesia. Mereka mulanya tampil bersama-sama, kemudian secara bergantian menampilkan aneka jurus kreasi Tapak Suci. Ada pula yang tampil tanding ganda, menunjukkan aksinya pakai senjata kipas, bahkan atraksi pemecahan batu bata.
Mereka berasal dari tim gabungan Pimda Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Cimahi. Saat mendapat permintaan dari panitia lokal penyelenggara untuk menampilkan seni Tapak Suci di perhelatan akbar nasional itu, mereka langsung mengiyakan dan mempersiapkan diri selama sepekan.
Hal ini diungkap Adi Firmansyah, salah satu pesilat Tapak Suci dari Pimda 11 Kota Bandung. “Pak Aditya (panitia) minta, apa bisa ada tampilan?” ujarnya mengenang permintaan yang melayang ke pihaknya waktu itu.
Pria yang akrab disapa Adi itu mampu menceritakannya sambil tersenyum dan antuasias. Padahal kaki kanannya dalam kondisi terbalut perban. Saat menceritakan itu dia duduk sendirian di tepi panggung sambil bersandar ke tembok. Kaki kirinya dia lipat, sementara kaki kanannya dia selonjorkan. Pandangannya masih ke arah panggung yang saat itu sedang ada tampilan tari.
Beberapa menit sebelum pembicaraan itu terjadi, Adi terpaksa turun dari panggung dengan dibopong salah satu rekan pesilatnya. Kakinya keseleo usai menunjukkan jurus seni Tapak Suci sambil melompat. Dia kesulitan jalan sehingga rela meninggalkan panggung sementara pertunjukan timnya terus berlanjut.
Tim medis langsung tanggap membebat kaki kanannya dengan perban, kemudian meninggalkannya di sana karena mencarikan es batu untuk mengompres. Adi yang mulanya duduk di dekat tangga naik ke panggung utama pun diarahkan panitia untuk bergeser agar tidak menghalangi penampil selanjutnya. Dia mencoba berdiri tapi kesulitan sehingga menggeser badannya sambil duduk.
Sambil menunggu tim medis itulah Adi bercerita kepada PWMU.CO, kalau tampil harus siap menghadapi segala risikonya, termasuk jatuh. “Kan nggak bisa diprediksi kalau ada kejadian ini,” ucap pria yang aktif di MDMC Jawa Barat itu sambil tersenyum, lantas menambahkan, “Sudah biasa kejadian cedera di Tapak Suci.”
Beberapa saat kemudian, tim medis datang membawa bed dan membawa pria yang sehari-harinya aktif sebagai guru Aisyiyah Boarding School itu untuk mendapat perawatan lebih lanjut. (*)