PWMU.CO– Damar Kurung, lentera kertas khas Kota Gresik, meramaikan TK Aisyiyah 36 Perumahan Pongangan Indah (PPI) Gresik selama tiga pekan pada kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5,) Sabtu (17/12/22).
Siswa membuat kreasi yang berhubungan dengan damar kurung. Pekan pertama para siswa dengan bimbingan guru membuat damar kurung. Mulai ukuran dan pemotongan kertas, membuat pola gambar, mewarnai gambar, mengukur dan memotong kayu yuntuk rangka, mengecat, dan mmenghias.
Sebelumnya anak-anak diajak menonton film budaya damar kurung. Orangtua dilibatkan menyelesaikan di rumah. ”Di semester satu ini memilih tema Aku Cinta Indonesia dengan projek Kreasi Budaya Kota Gresik,” terang Chusaini SPdI, koordinator kurikulum.
Setelah damar kurung, diadakan pawai berkeliling perumahan. Puncak acara Kreasi Budaya Kota Gresik. Anak-anak menampilkan bakat menyanyi, menari, dan fashion show ditonton orangtua, pimpinan Majelis Dikdasmen Pimpinan Ranting Aisyiyah PPI, ketua RT, dan RW di Aula TK Aisyiyah 36 PPI.
Kepala TK Aisyiyah Rehayuni SAg menjelaskan, menari damar kurung menjadi pilihan terbanyak dari siswa. Aksesoris penampilan yang dikenakan anak-anak dibuat di sekolah bersama guru di hari sebelumnya.
”Kostum disiapkan dari rumah. Untuk menyanyi menggunakan pakaian dengan warna merah putih, menari menggunakan pakaian adat Gresik. Sedangkan fashion show menggunakan pakaian dengan tema batik,” katanya.
Penampilan dimulai dari menyanyi lagu Aku Anak Indonesia (kelompok A), menari Damar Kurung (gabungan kelompok A dan B), fashion show (kelompok A), menyanyi Pelajar Pancasila (kelompok B), dan fashion show (kelompok B).
Tepuk tangan meriah penonton setiap melihat penampilan anak-anak yang lucu. Uyun Ratna, ibunda Khadijah Atsaniyah terharu melihat penampilan anak-anak, terutama anaknya yang saat itu menari. ”Anak-anak ada yang masih malu-malu tapi tetap semangat,” ujarnya.
Kaniyah, panggilan sang putri, karena sering tampil sekarang jadi lebih pede. ”Di rumah latihan sambil nyanyi-nyanyi,” katanya.
Xaquille Muhammad Omar Soelastoko, siswa Circle Group, yang ikut penampilan fashion show sering latihan di rumah.
”Alhamdulillah acara meriah, anak-anak senang sekali. Sudah tepat waktunya, nggak terlalu lama, jadi anak-anak nggak bosan,” ungkap Rollana Mumpuni, ibundanya.
Di kelompok lain, Triangle Group, Muhammad Salman Makarim, satu hari sebelum hari H sempat sakit. Sang ibu, Himma Tuz Zakiya, mengabarkan kepada gurunya kalau anaknya tidak bisa masuk. Tapi bersyukur saat acara, Salman, panggilan anak yang berasal dari Bawean ini sembuh dan bisa hadir.
”Masyaallah. Salman sangat senang dan semangat sekali kemarin,” ucapnya.
Penulis Anik Nur Asia Mas’ud Editor Sugeng Purwanto