PWMU.CO– Membentuk karakter anak disampaikan dalam acara parenting MTs Muhammadiyah 2 Paciran Lamongan, Kamis (22/12/2022).
Acara parenting bersamaan dengan terima rapor siswa dihadiri wali santri. Berlangsung di Gedung KH Abdurrahman Syamsuri Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan, Kamis (22/12/2022).
Hadir sebagai pembicara Muhammad Shohib MSi dari Malang. Dia menyampaikan materi membentuk karakter anak. ”Orang tua adalah sumber dukungan bagi anak, seperti menjadi fasilitator. Artinya, orangtua harus menjadi partner yang baik,” tuturnya.
Menurut dia, jangan segan bermain dengan anak. Main petak umpet atau tempat curhat. Orang tua juga sebisanya menjadi motivator bagi anak. ”Memberikan semangat, jangan hanya mendikte dan menyuruh,” ujarnya.
Dia mengungkapkan tips mengubah karakter anak. Pertama, orang tua memberikan teladan kepada anak. Orang tua sebagai contoh bagi anak.
Kedua, orangtua harus memberikan penjelasan apabila anak bersalah. Jangan langsung menghakimi.
Ketiga, orangtua memilih waktu yang tepat mendidik anak. ”Contoh, anak saya jika bermain handphone jangan biarkan bermain lebih dari satu jam. Juga beri pendampingan,” ujarnya.
Keempat, orangtua konsisten melakukan pembimbingan, pembinaan terhadap anak. Kelima, sabar, tenang, tidak mudah menyerah.
”Orang tua harus bersabar. Menyuruh shalat Tahajud, bukan hanya ketika siswa di pondok. Perilaku yang baik di pondok pesantren tetap dibiasakan ketika siswa berada di rumah,” ujarnya.
Sementara Kepala Bagian Pendidikan Pondok Pesantren Karangasem Fatih Futhoni menyampaikan, orangtua tidak perlu ragu-ragu memberikan donasi kepada lembaga pondok melalui Lazismu yang amanah.
Dia juga menyarankan orangtua supaya siswa kelas 9 setelah lulus meneruskan sekolah di lembaga yang ada di Pesantren Karangasem Paciran Lamongan. ”Pendidikan berkelanjutan untuk menjaga prestasi siswa. Prestasi anak yang sebenarnya adalah peningkatan akidah, ibadah, dan. Akhlak,” katanya.
Kepala Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 2 Millazul Faida berpesan, wali santri supaya menghargai nilai yang diperoleh anaknya. Apabila nilainya memuaskan mohon jangan dihardik.
”Siswa sudah berusaha keras belajar dan sekolah juga sudah membimbing. Usaha dan kerja keras itu yang dihargai bukan nilainya,” tandasnya.
Penulis Kamas Tontowi Editor Sugeng Purwanto