PWMU.CO– Cara menghindari bid’ah disampaikan oleh Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Surabaya Dr Syamsul Hidayat MAg dalam Kajian Fatwa Tarjih yang diselenggarakan secara online, Selasa (3/01/2022).
Syamsul Hidayat mengatakan, Muhammadiyah memandang tahlilan untuk orang mati itu tidak memiliki dasar dalil kuat. Cenderung berasal dari tradisi di luar Islam yang dimodifikasi oleh para mubaligh zaman dulu atau disebut sinkretisme.
”Membaca tahlil untuk dzikrullah itu baik. Tapi dikaitkan dengan hari-hari tertentu memperingati kematian, Majelis Tarjih memandang tidak memiliki dasar dalill yang kuat,” jelasnya.
Lalu dia menyampaikan bagaimana menyikapi undangan tahlilan kematian oleh tetangga?
Dia menjelaskan cara menghindari bid’ah sesuai prinsip yang dipegang oleh Majelis Tarjih. Pertama, menjaga kemurnian agama. Diusahakan membersihkan dan memurnikan keyakinan tidak tercampur dengan ajaran agama lain.
” Al-Quran mengatakan wa la talbisul haqqa bilbatili wa taktumul haqqa wa antum ta’lamu,” kata Syamsul Hidayat mengutip surat al-Baqarah: 42.
Kedua, membangun toleransi. Kita menghargai paham orang lain dengan catatan menjaga kemurnian akidah.
”Tentang bacaan tahlil yang dibaca di waktu tertentu dan diniatkan dikirimkan kepada yang sudah meninggal, itu termasuk khilafiyah para ulama,” tuturnya.
Membaca tahlil, tahmid yang dikirimkan meskipun itu khilafiyah, kata dia, Muhammadiyah berpandangan bacaan tersebut tidak sampai. Hal itu termasuk dalam kategori ibadah yang tertolak berdasarkan hadis: man ‘amila ‘amalan laisa ‘alaihi amruna fahuwa roddun.
”Jika diundang, bisa katakan terus terang tidak bisa hadir dengan cara baik. Seperti dicontohkan oleh Asjmuni Abdurrahman, Ketua Majelis Tarjih tahun 1990-1995. Prof Asjmuni membuat kegiatan di luar sehingga minta izin tidak hadir,” ujarnya.
Bagaimana jika hadir dengan alasan menghormati orang yang mengundang?
”Maka hendaklah bersifat pasif. Artinya, tidak ikut meyakini sebagai ritual yang benar. Hanya bertoleransi. Seperti saran dari Majelis Tarjih. Kita perlu menjelaskan dengan sebaik-baiknya, cukup dengan mengucapkan belasungkawa dan mendoakan setelah itu pulang itulah yang terbaik,” tandasnya.
Apakah boleh makan makanan dari kenduri tahlilan? ”Karena sejatinya dasar makanan tersebut adalah halal maka halal dimakan. ”Alasannya karena menyebut nama Allah, makanannya bukan untuk sesaji tapi untuk jamaah yang hadir, maka memakan makanan tersebut dibolehkan,” jelasnya.
Penulis Faiz Rizal Izuddin Editor Sugeng Purwanto