SD Muhammadiyah 6 Surabaya SD Muhammadiyah 6 Surabaya SD Muhammadiyah 6 Surabaya
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
  • Login
Jumat, Juni 20, 2025
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
lazismu
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Feature

Kisah Pengidap ITP yang Siap Mati untuk si Bayi

Kamis 26 Januari 2023 | 07:53
in Feature
1.3k 13
0
419
SHARES
1.3k
VIEWS
SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya
ADVERTISEMENT
Kisah Pengidap ITP yang Siap Mati untuk si Bayi (Ilustrasi freepik.com Premium)

Kisah Pengidap ITP yang Siap Mati untuk si Bayi; Oleh Anisah Machmudah, dokter gigi yang tinggal di Gresik

PWMU.CO – Sebagai Kepala Puskesmas aku mengenal baik semua stafku, bahkan keluarganya. Aku mengenal dia, bidanku, sebut saja Kein. Dia, bidan energik dengan segudang kemampuan: pintar IT, manajemen, komunikasi sosial, keuangan, teknik kebidanan apalagi.

Siapa sangka dia pengidap ITP (Ideopatic Thrombocytopaenia). Sedikit gambaran tentang ITP; thrombocyte-nya sangat rendah hanya berkisar 2.000-10.000, padahal normalnya thrombocyte adalah 150.000-400.000. 

Namun, pada dia, secara umum tak tampak hal yang tak normal. Dia tidak lemah, sebaliknya dia selalu bersemangat. Sesekali memang terlihat lelah dan kuyu, bila terlalu capai. Namun dia sudah tahu cara untuk kembali pulih. Jus buah, herbal Cina, akupuntur dan massagelebih cocok untuknya.

umsurabaya umsurabaya umsurabaya
ADVERTISEMENT

Kembalin ke Puskesmas Lama

September 2021, aku ditempatkan kembali di Puskesmas Gending Gresik, Puskesmas yang sama tempat aku bertugas tujuh tahun yang lalu. Kein menjabat tanganku.

“Masyaallah Dokter, doaku terkabul. Saat dulu Bu Dokter pindah tugas, aku bilang, semoga Dokter kembali lagi di sini. Bisa sebulan lagi, tiga bulan lagi atau tahun depan. Allah mengabulkan doa itu tujuh tahun kemudian. Subhanallah,” kata Kein.

Dulu beberapa staf amat dekat, karena hubungan kerja dan pertemanan seiman. Setelah enam tahun berdinas di Puskesmas Gending Gresik, aku sempat berpindah tempat bertugas. Lima tahun di Puskesmas Industri dan dua tahun di Puskesmas Alun-Alun. Hal itu tidak memutus persahabatan kami. Sesekali kami saling ajak di acara kuliner di sekitar kota. 

“Bagaimana kabar Nanda Niken,” tanyaku. Niken yang aku maksud adalah putri kedua Kein, gadis belia dengan pipi tembem dan mata bulat yang tajam. Anak yang cantik.

“Bunda Kein, bagaimana ceritanya kelahiran Niken, dulu pas aku pindah tujuh tahun yang lalu? Bunda Kein kala itu sedang mengandungnya, ‘kan? Maaf, bukankah penderita ITP sangat berisiko? Terlebih lagi, berani mengambil risiko dengan hamil lagi dan melahirkan untuk yang kedua? 

Padahal yang pertama dulu juga harus di-cytotex tablet di jalan lahir untuk melebarkan pembukaan yang amat berisiko. Perdarahan yang bergumpal-gumpal dan ptekhiae (flek-flek biru karena perdarahan bawah kulit) hampir merata sebadan,” demikian serangkaian pertaanyaanku.

Kein menggamit tanganku. Diajaknya aku menuju kantin. 

Kisah Melahirkan yang Mencekam

“Itulah, sungguh suatu keajaiban. Mengingat hal itu terasa betul kuasa  Allah atas segalanya. Aku sangat percaya dan makin berserah diri. Memohon dengan penuh harap dan takut. Itulah, Allah memang Sebaik-baik Perencana,” ungkap Kein.

“Kelahiran anak yang kedua ini lebih ajaib, Dokter. Lebih mengharu-biru. Kala itu, aku pasrah total dan siap mati. Aku sejak umur enam tahun divonis punya ITP, dengan segala gejalanya. Aku yang sering bebercak kebiruan di seluruh badan, sering dijauhi teman. Mungkin aku dianggap punya penyakit menular dan membahayakan. Mungkin juga aku dikira mengidap kanker darah/leukemia yang begitu menakutkan,” kenang Kein. 

“Di bawah pengawasan Prof Nety dari RSUD dr Soetomo. Diperkirakan umurku tak akan lebih dari 23 tahun. Perkiraan ini membekas di relung hatiku yang terdalam,” tuturnya. 

“Pernah, seorang lelaki hendak melamarku. Aku bilang, “Maaf, tunggu dulu hingga usiaku 23 tahun,” jelas Kein. 

“Pasrah jiwa membuatku tegar. Ya Allah, ya Robbi, ternyata Engkau mengamanatiku dengan umur yang lebih. Usia 23 tahun terlampaui dan kemudian kuiyakan lamaran lelaki itu,” lanjut Kein. 

“Mungkin aku hanya akan punya anak satu saja, andai tak ada prahara menimpa. Di puncak karier suamiku sebagai kepala mesin di sebuah usaha pelayaran, wanita itu datang menggoyahkan biduk rumah tangga kami. Dia meminta mengikhlaskan suamiku, menyerang pribadiku, atau menyeriterakan kemesraan dia dan suamiku. Semua itu, hampir membuat hatiku mendidih. Suami yang kulepas dengan berat saat berlayar, benarkah berselingkuh,” jeritku dalam hati. 

“Kupandangi mata suami dalam-dalam. Kupegang pundaknya dengan kuat. Lalu, kukatakan bahwa aku bisa sendiri,” demikian Kein terus berkisah.

“Tidak, Kein! Aku yang jauh darimu senantiasa hanya rindu padamu. Bayangan Joy, anak kita, senantiasa menguatkan aku. Tidakkah kau rasakan, degup dadaku bila bersamamu? Dia, wanita itu, memang mendekatiku namun sama sekali tak membuatku berpaling darimu. Kein, harus bagaimana agar aku bisa membuatmu percaya,” kata suamiku serius.

“Tampak ada butir bening di mata suamiku. Hal itu membuatku luruh. Aku rebah di dadanya. Aku percaya suamiku. Persetan dengan wanita itu. Akan kurebut kembali hati suamiku. Aku akan memberinya seorang anak lagi. Akan kupertaruhkan hidupku, meski aku harus bertaruh nyawa untuk itu,” demikian tekad Kein.

“Aku lalu teringat Anda, Dokter. Dulu sebelum pindah mutasi ke puskesmas lain, Anda bilang bahwa ujian hidup seperti sekolah. Belajar bertahun-tahun, penentunya hanya dua-tiga hari ujian, lulus atau tidak. Maka raihlah hasil rapor terbaik,” demikian Kein mengenang.

“Berita kehamilanku membuat kami girang,” Kein melanjutkan. “Hampir tiap pekan aku USG di RS yang berbeda, dalam perasaan harap dan cemas selama membersamai perkembangan janinku. Suami yang tak selalu di sisiku, membuat kami sering berkirim  kabar serta saling bicara via HP. Semua itu meneguhkan cinta kami,” tutur Kein.

“Umur dua pekan kehamilan, terjadi perdarahan. Aku harus bed rest 5 hari.  Namun karena tuntutan pekerjaan, hari ketiga mengharuskanku bangun dan kembali bekerja. Saat lelah yang teramat sangat dan suami yang jauh di seberang laut, aku lewati dengan mengaji dan mengaji hingga membuat kabur huruf al-Qur’an yang kubaca. Basah mataku,” terang Kein.

“Umur enam bulan kehamilan, terjadi KPD (ketuban pecah dini). Sempat opname juga. Umur tujuh bulan kembali masuk RS Ibnu Sina Gresik. Duh, thrombocyte-ku sekitar 4 ribu. Transfusi hanya menaikkan sementara, sempat 125 ribu, namun turun lagi menjadi 15 ribu,” lanjut Kein.

“Saat kehamilan 34 pekan, kandungan harus dideterminasi (dikeluarkan karena alasan medis). Di RS Ibnu Sina Gresik tak bisa mengatasi. Lalu, dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya,” ujar Kein. 

“Masuk ruang steril tanpa HP, tanpa boleh keluarga menunggu. Betul-betul membuatku ridha dan kuat. Ya Allah, beri kemudahan hamba dan anak kami. Kami berserah kepada-Mu,” kata Kein.

“Aku ingat saat itu tanggal 18 Oktober 2015, rencana perkiraan operasi Caesar. Namun tertunda karena terjadi pre-eklamsi. Tensiku naik, tapi dengan pelayanan prima tensiku kembali normal,” Kein melanjutkan. 

“Oleh karena aku bidan, diberinya aku alat doppler oleh petugas RS untuk memeriksa denyut janin sendiri. Suatu ketika aku periksa sendiri. Ya Allah, tak ada denyut anakku. Dokter, tolong, jeritku,” Kein terus berkisah.

“Prof Made, bergegas. ‘Segera infus. Maghrib harus dikeluarkan’,” Kein melanjutkan kisah sambil mengutip orang yang membantu persalinan dia. 

“Saat itu butuh 44 kantong darah, sementara hanya ada 22 kantong di PMI Surabaya. Di mana lagi aku mencari? Segera aku kontak teman yang berdinas di PMI Gresik,” kata Kein.

“Siap Bu Bidan. Kami, siapkan,” kata teman sejawat.

“Persiapan! Masukkan pasien,” demikian komando Prof Made.

“Tapi Dok, 22 kantung darah belum datang, masih dalam perjalanan,” kata perawat.

“Sambil proses saja,” timpal Prof Made cepat.

“Sudah siap rosikonya, ya Bu. Semoga dimudahkan,” kata Prof Made. 

“Aku betul-betul paham dan siap. Kemungkinan wafat ibu dan bayi amat besar, karena kemungkinan perdarahan hebat bisa terjadi pada pasien ITP dengan operasi. Lidahku terus-menerus melafalkan ‘Hasbiyallah wa nikmal wakil, nikmal maula wa nikman nashir’. Dalam setengah sadar, teringat aku mengalami nasal hypoxia/sesak, kejang lalu tak ingat apa-apa. Belakangan, saya diberi tahu, saya sempat beberapa menit anfal,” kata Kein.

“Saat sadar, badan terasa sakit semua. Saya lemah dan pusing. Terasa juga gigi depanku sakit. Dengan lemah, kuraba gigi seriku. Ternyata, dua gigi seriku putus. Rupanya, saat kejang aku menggigit dengan kekuatan penuh. Hah, anakku, engkau mematahkan dua gigiku. Tapi, sungguh engkau karunia terindah di dalam hidupku. Sungguh kami amat menyayangimu, Nak,” ujar Kein mengenang sambal tersenyum.

#

Kein wanita yang luar biasa. Dengan adanya Joy dan Niken, biduk rumah tangganya kembali tegak, tak mudah oleng dengan ombak dan riak yang menerpa. (*)

Gresik, tengah malam 23 Januari 2023

Editor Mohammad Nurfatoni

Tags: Anisah MachmudahKisah Berhikmah
SendShare168Tweet105Share
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
ADVERTISEMENT

Related Posts

Kolom

AI Berjaya Wanita Bersiaga

Selasa 3 Oktober 2023 | 12:16
488
NU Berharlah Muhammadiyah Berkiprah
Headline

NU Berharlah Muhammadiyah Berkiprah

Selasa 7 Februari 2023 | 14:41
3.1k
Sukses Berkarier, Ibu Muda Ini Akhirnya Mundur dari Perusahaan
Kolom

Sukses Berkarier, Ibu Muda Ini Akhirnya Mundur dari Perusahaan

Rabu 22 Juni 2022 | 09:25
14.1k
Kecelakaan Kijang Biru, Kisah di Antara Badarku dan Hajiku
Kolom

Kecelakaan Kijang Biru, Kisah di Antara Badarku dan Hajiku

Jumat 13 Mei 2022 | 09:42
779
Amplop Impian
Kolom

Amplop Impian

Senin 9 Mei 2022 | 11:07
176.8k
Rokok, Tuhan 9 Senti dan Hilangnya Adab, tenungan di Hari tanpa Tembakau Sedunia 31 Mei 2021 oleh M. Anwar Djaelani, pegiat Islam tinggal di Sidoarjo.
Feature

Doa Al-Fatihah Orangtua Tuntaskan Kesembuhan Sakit Saya

Senin 9 Mei 2022 | 07:43
2.2k

Terpopuler Hari Ini

  • Sang bintang kelas dengan senyum merekah di bibir tanda bahagia, tampil di depan dan mendapat penghargaan dari wali kelas. (Wilda Ayu/PWMU.CO)

    Daftar Bintang Kelas The Best Five  Diumumkan di Pembagian Rapor MA Al-Ishlah Sendangagung

    74 shares
    Share 30 Tweet 19
  • Budaya Mengantri Tetap Dibawa oleh Santri Ponpes Al-Ishlah di Studi Tour SMPM 12 Paciran

    33 shares
    Share 13 Tweet 8
  • Pala Pendem Sebagai Pemadam Kelaparan di Studi Tour SMPM 12 Sendangagung

    28 shares
    Share 11 Tweet 7
  • Apresiasi 10 Siswa Terbaik Warnai Wisuda ke-51 SD Muhlas, Ini Daftarnya

    28 shares
    Share 11 Tweet 7
  • Prestasi Membanggakan! Siswa SMP Mulia Tulangan Antar Persebaya U-13 Juara Soeratin Surabaya

    24 shares
    Share 10 Tweet 6
  • SDMM Catat 874 Prestasi, Semangat Juara Kian Menyala

    18 shares
    Share 7 Tweet 5
  • SD Mupat Siap Go Internasional, Gebyar Apresiasi Hadirkan MC Tiga Bahasa

    21 shares
    Share 8 Tweet 5
  • Kolaborasi Hangat SD Mupat: Walimurid Turut Pentas di Acara Perpisahan

    22 shares
    Share 9 Tweet 6
  • Kiat Sukses Khalisa, Hafidzah 10 Juz Peraih The Best Academic

    16 shares
    Share 6 Tweet 4
  • Iran Tembakkan Rudal Sejjil Bermuatan 1 Ton ke Israel, Disebut sebagai Pembuka “Gerbang Neraka”

    16 shares
    Share 6 Tweet 4

Terkini

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    358748 shares
    Share 143499 Tweet 89687
  • Kokam Jatim Konsolidasi dan Nyatakan Sikap

    232988 shares
    Share 93195 Tweet 58247
  • Buku Saku Mudahkan Praktik Baitul Arqam Muhlibat

    231094 shares
    Share 92438 Tweet 57774
  • Kisah-Kisah dari PCIM Malaysia: Sanggar Bimbingan hingga Wasola

    171531 shares
    Share 68612 Tweet 42883
  • Siswa Disabilitas Smamsatu Borong Juara di Lomba Ini

    122380 shares
    Share 48952 Tweet 30595
  • Kelas Telkom Fiber Optik SMKM 5 Babat Diresmikan Kadindik Jatim

    122280 shares
    Share 48912 Tweet 30570

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© PWMU.CO - PT Surya Media Jatim

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Suara Perserikatan
  • Aisyiyah dan NA
  • Kabar
  • Kajian
    • Ngaji Hadits
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Mediamu
  • Teknologi & Gaya Hidup

© PWMU.CO - PT Surya Media Jatim