Bonus Pengalaman Berharga bersama Editor PWMU.CO; Liputan Kontributor PWMU.CO Surabaya Tri Eko Sulistiowati.
PWMU.CO – Terlalu lama absen dari dunia tulis-menulis di PWMU.CO menjadikan saya lupa cara menulis sesuai pakem yang ditentukan. Bahkan cara mengirimnya pun saya bingung sehingga saya putuskan meminta petunjuk langsung dari editor yang juga Pemimpin Redaksi (Pemred) PWMU.CO Mohammad Nurfatoni.
Saya awalnya bimbang. Apakah agenda Musywil Ke-13 Aisyiyah Jawa Timur di Gedung Muzdalifah Asrama Haji Sukolilo Surabaya akan saya liput dan saya setorkan. Ataukah hanya mengikuti Musywil sebagai penggembira biasa seperti yang lainnya.
Saya bahkan sempat berpikir tidak pergi ke Asrama Haji. Cukup mengunjungi Angkringan Matahari untuk menyambut penggembira yang datang berkunjung ke SD Muhammadiyah 9 Bahari Surabaya. Sebab, sesuai tempat domisili saya. Selain itu, sejak awal bergabung di kepanitiaan saya juga ditunjuk sebagai penanggung jawab destinasi wisata Surabaya Utara.
Sabtu (21/1/2023) pagi sebelum presensi di tempat kerja, saya sudah berniat mampir dulu ke Angkringan Matahari. Saya ingin melihat kesiapan Pimpinan Ranting Aisyiyah Sukolilo Cabang Bulak Kota Surabaya dalam menyiapkan menu makanan yang akan dibagikan. Saat itu saya melihat rombongan yang naik Elf dari Jember sudah datang.
Usai menyapa dan saling tegur, saya lanjut mengendarai motor matic ke Jembatan Suroboyo. Di sana saya melihat rombongan ibu-ibu memakai seragam berjalan menuju Angkringan Matahari. Dengan memberanikan diri, saya menyapa mereka. Dari sinilah ghirah menulis saya tergelitik.
Bismillahirrahmanirrahim, saya coba mengirim tulisan pertama ke Fatoni, sapaan akrab sang Pemred PWMU.CO. Usai memantau WhatsApp Group Kontributor PWMU.CO, saya membaca pesan darinya, “Teman-teman Kontributor Aisyiyah yang ingin membantu liputan Musywil bisa berkoordinasi dengan Nely Izzatul dan Sayyidah Nuriyah. Terima kasih.”
Melihat Editor Ngedit on the Spot
Tak menunggu lama, saya telepon Coeditor PWMU.CO Nely Izzatul untuk menanyakan posisi dan menemui keduanya. Ternyata saya dapat bonus bertemu langsung dengan Fatoni. Dia menyapa terlebih dahulu di belakang panggung Musywil dalam Gedung Muzdalifah. “Bunda Tri ya?” sapanya sambil tersenyum ramah.
Sejenak kemudian ia mengambil posisi duduk di kursi yang tersedia sambil membuka tas dan mengeluarkan laptop. Kemudian meletakkannya di kaki yang sudah dilipatnya menyerupai meja untuk menyandarkan laptopnya.
“Hem, paragraf pertama kenapa panjang? Ketahuan kalau tidak mengikuti perkembangan penulisan di PWMU.CO, ya!” ujarnya mengkritik saya yang duduk di sebelahnya sambil ikut mengamati layar laptopnya.
Pandangannya mulai fokus. Jemarinya dengan lincah melakukan editing dan sempat terhenti ketika menemukan kalimat yang kurang tepat. “Ini belum wawancara dengan penanggungjawabnya ya?” tanya Fatoni.
“Ini orangnya, Pak. Pas banget bisa langsung ditanya,” jawabku ketika melihat kehadiran M Saidul Hulam, Guru Multimedia SMK Muhammadiyah 1 Surabaya sekaligus penanggung jawab tim kreatif yang kegiatannya saya liput.
Tanpa menunggu lama, wawancara saya lakukan. Saya juga meminta hasil foto dari tim kreatif yang membuka jasa pemotretan dan foto cetak langsung jadi di lokasi photobooth yang telah tersedia. Saya menyematkannya dalam berita PWMU.CO.
“Alhamdulillah,” gumamku ketika melihat tulisan perdana liputan Musywil Ke-13 Aisyiyah Jatim telah terbit dan linknya dikirim ke grup. Link tersebut pun saya bagikan ke status WhatsApp dan juga WhatsApp group yang saya punya.
Jujur, ada rasa lega dan bangga akhirnya bisa kembali menulis. Setelah lebih dari 365 hari terlewati tanpa kabar dan berita. “Terima kasih Abah, pengalaman ini telah memberiku semangat untuk menulis lagi,” batin saya pada Fatoni. (*)