
Strategi Pitching: Manfaatkan Tiga Waktu Tak Umum; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah. Editor Mohammad Nurfatoni.
PWMU.CO – Strategi pitching atau elevator speech diajarkan kepada peserta pelatihan Development Leadership Program (DLP) yang digelar Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB Gresik dengan menggandeng Aksi, Sabtu (4/2/2023).
Melalui teknik ini, peserta diminta mempresentasikan gagasan selama maksimal tiga menit. Karena mereka baru saja mempelajari Bussiness Model Canvas (BMC), maka presentasi mereka harus menggunakan kerangka berpikir itu.
Sebelum mengungkap tiga waktu tak umum yang bisa mereka manfaatkan untuk pitching, Lucki Lukmanulhakim SPsi MM Psikolog, Trainer Aksi, menjelaskan pentingnya menambahkan penjelasan latar belakang secara singkat jika ide yang disampaikan benar-benar baru.
Seperti ketika menyampaikan BMC pendirian calon SMK Muhammadiyah 6 GKB Gresik. Menurut Lucki, sapaannya, perlu dijelaskan dulu latar belakang pendirian beserta customer segments sasarannya.
Setelah itu, barulah menyampaikan value proposition yang ditawarkan. Key resources dan key partners yang dimiliki untuk melancarkan ide atau program itu juga perlu disampaikan. Yang tak kalah penting, menyampaikan perolehan revenue streams nantinya.
Baca selengkapnya tentang BMC: https://pwmu.co/277430/02/06/begini-business-model-canvas-sekolah-muhammadiyah-gkb/
Waktu Pitching
Mengapa perlu melakukan pitching? Lucki mengungkap, orang-orang di level manajemen tidak bisa mewujudkan idenya sendiri. “Jadi ide itu harus kita jual kepada top manajemen, direksi atau pimpinan,” imbaunya.
Padahal, lanjut Lucki, waktu yang dimiliki bos untuk mendengar berbagai ide positif itu sangat terbatas. “Maka kita harus mencari cara menyampaikan ide improvement itu dalam waktu yang tidak umum!” tuturnya.
Dia mencontohkan, ketika sedang di lift bersama pimpinan selama sekitar tiga menit, seorang manajer bisa menyampaikan idenya. “Pak, saya dari divisi X. Ini ada masalah di bagian blablabla,” contohnya.
Selain itu, waktu tidak umum yang dia maksud ialah saat mengetahui si bos mau ke toilet. “Sepanjang jalan ke toilet ajak ngobrol. Setelah selesai, ngobrol lagi sambil jalan,” terangnya.
Bisa pula ketika bertemu di tempat parkir. Perjalanan dari gedung ke tempat parkir itu juga bisa dimanfaatkan untuk pitching. Dengan melakukan pithcing secara lengkap, kata Lucki, harapannya sang bos sangat tertarik sehingga mepersilakan lanjut mempresentasikan lebih lengkap.
Dalam praktik sesungguhnya, kata Lucki, tidak pakai kertas contekan. “Komunikasi harus singkat! Tidak perlu bertele-tele. BMC yang sembilan kotak itu nggak perlu diberitahukan semua,” jelas dia.
Lucki memberi trik, saat pitching tidak perlu menceritakan cost structure (biaya yang diperlukan untuk mewujudkan ide itu). “Berapa pun besar biaya kalau revenue stream lebih besar bos akan memenuhinya,” ungkapnya.
Ungkap Value Uncaptured
Saat pitching, hanya menjelaskan sebagian kerangka BMC yang telah dia paparkan sebelumnya. Kalau bicara ide program kerja, ditambahkan penjelasan value uncapture (nilai potensial yang belum tertangkap/terlaksana).
Dia mencontohkan, “Bapak, perusahaan kami punya produk bagus. Tapi dari bahasan tim kami, ada beberapa produk yang surplus (berlebihan). Kami berencana melakukan beberapa tindakan, artinya kita bisa mengurangi biaya sekian.”
Salah satu bentuk value uncapture adalah value surplus. Yakni perusahaan atau lembaga memberikannya, namun sebenarnya pelanggan tidak membutuhkannya. Alhasil, dengan mengurangi produk atau pelayanan itu, bisnis akan berjalan lebih efektif. Dampaknya sampai pada penghematan biaya yang dikeluarkan.
Kata Lucki, ini juga bisa terjadi kalau perusahaan atau lembaga menghadapi value missed. “Ada value yang diberikan dan dibutuhkan, tapi tidak dimanfaatkan,” terangnya.
Adapun ketika menjelaskan value absent (dibutuhkan pelanggan namun tidak diberikan) dan value destroyed (memiliki konsekuensi negatif, justru merusak), di mana konsekuensinya justru menambah biaya, maka perlu menyampaikan berapa besar biaya yang telah dihitung.
“Karena jumlah siswa meningkat, kita perlu mendirikan mushala di beberapa lantai. Kita sudah menghitung biayanya sekian,” contohnya.
Praktik Pitching
Dalam sesi ini, satu atau dua peserta dari setiap kelompok diminta melakukan pitching. Presentasi terakhir dari kelompok I, di mana Agus Suprayitno SPd yang mewakili kelompoknya.
“SD Muhammadiyah 1 GKB atau yang kita kenal dengan SD Mugeb di bawah naungan Sekolah Muhammadiyah GKB. Di Kabupaten Gresik, banyak sekolah Muhammadiyah. Tapi Sekolah Muhammadiyah GKB adalah sekolah pilihan,” ujarnya bersambut tepuk tangan meriah dari 41 peserta yang hadir di Aula Wisnu Kencana Royal Trawas Hotel and Cottage, Mojokerto, Jawa Timur itu.
Dengan demikian, lanjutnya, SD Mugeb berkomitmen memberikan layanan pendidikan yang fokus di beberapa hal. Salah satunya sebagai sekolah penggerak. “Alhamdulillah pada tahun 2021, SD Mugeb menjadi sekolah penggerak pertama,” imbuhnya.
Uniknya, sambung Agus, SD Mugeb kini sudah bertransformasi menjadi sekolah penggerak ramah anak. Selain itu juga menjadi sekolah polisi cilik (pocil) di mana Satlantas menunjuk SD Mugeb sebagai satu-satunya sekolah pocil di Kabupaten Gresik. “Kami punya taman lalu lintas yang sebentar lagi akan diresmikan,” tambahnya.
Selain itu, kata Agus, juga ada kelas olimpiade. “Sekolah atau madrasah Muhammadiyah mungkin saat ini juga ada kelas olimpiade. Tapi kita berkomitmen menjadikan kelas olimpiade tersebut berkelas internasional!” tegasnya.
Layanan di atas SD Mugeb berikan kepada wali siswa dari kalangan middle up di Kabupaten Gresik. “Kita memiliki key partners dan key resources yang sangat mendukung sehingga value uncaptured bisa kita minimalisasikan. Sehingga SD Mugeb menjadi sekolah yang diminati banyak orang,” tutup Agus.
Usai mendengar presentasinya, Lucki langsung mengapresiasinya sebagai presentasi penutup yang memukau. (*)