PWMU.CO – Setelah transit semalam di Lanzhou, ibukota Provinsi Ganzu, rombongan muhibah Senin (10/4) pagi ini berangkat ke Linxia, 100 km dari Lanzhou yang ditempuh sekitar 1,5 jam perjalanan darat.
Yang cukup mengagumkan, sepanjang Lanzhou-Linxia, perjalanan harus melewati 7 terowongan yang rata-rata punya panjang 400 meter. Menurut Sollu, guide cewek yang memandu kami, dengan 7 terowongan itu, bisa menghemat waktu sekitar 2 jam.
“Sebelum ada terowongan, perjalanan Lanzhou membutuhkan waktu 3,5 jam. Karena harus melewati bukit-bukit. Tapi dengan adanya terowongan ini cukup ditempuh 1,5 jam,” kata Sollu dalam bahasa Mandarin yang diterjemahkan Sidik, guide dari Indonesia.
(Baca: Ketika Ada Dua Arah Kiblat Shalat di Bandara Internasional Beijing dan Pengalaman Terkecoh Mengikuti Jumatan Unik di Masjid Niu Jie Beijing Tiongkok)
Sollu menambahkan, terowongan yang dibangun selama 4 tahun dan selesai tahun 2014 itu dirancang dan dikerjakan dengan teknologi dari China sendiri. Mendengar penjelasan itu Nadjib Hamid mengatakan, “Andai di Indonesia bisa dibangun terowongan seperti ini, betapa efektifnya perjalanan antar kota, khususnya di daerah berbukit, seperti Pacitan, Bondowoso, dan Banyuwangi lewat Jember.” Dengan demikian, tambah Nadjib, perjalanan dakwah seperti turba ke PDM-PDM akan lebih menghemat waktu.
Di Linxia rombongan yang terdiri dari MUI, Muhammadiyah, dan NU Jatim, serta Masjid Cheng Hoo Surabaya akan bertemu dengan umat Islam Linxia, yang menurut Sollu, jumlahnya mencapai 60 persen dari penduduk setempat. Suhu di Lanzhou dan Linxia berkisar 2-6 derajat Celcius. (MN)