PWMU.CO – Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) Velandani Prakoso mengaku prihatin dengan adanya budaya mencontek di kalangan pelajar Indonesia. Utamanya, saat para pelajar menghadapi Ujian Nasional pada tahun 2017 ini.
“Pelajar saat ini telah kehilangan karakternya. Sehingga dalam perjalanannya, pelajar akan terus menerus mengalami degradasi moral yang tak berkesudahan sebagai kaum terpelajar,” singgung pria yang akrab di sapa Andan saat diwawancarai pwmu.co, di Jakarta pada Senin (10/4) kemarin.
(Baca: Gus Ipul ‘Sidak’ UNBK di SMAM 1 Gresik dan Naik 645 Persen: 28.380 Sekolah Siap Selenggarakan Ujian Nasional Berbasis Komputer)
Andan menambahkan, pelajar adalah agen of change yang akan memimpin bangsa ini ke depan, jadi sudah seharusnya mempunyai karakter kuat dalam bertindak. “Belakangan ini, fenomena mencontek tidaklah hanya dilakukan oleh siswa saja. Mirisnya, para pelajar juga didukung oleh guru-guru mereka,” tutur Andan.
Dia melanjutkan, hal tersebut sudah menjadi rahasia umum. Karena jika ada salah satu siswa yang tidak lulus di salah satu sekolah, maka akan menjadi suatu ‘aib’ besar bagi sekolah tersebut. Bahkan, akan dapat mempengaruhi jumlah penerimaan siswa pada tahun berikutnya.
Kepentingan seperti itu, Andan menegaskan seharusnya disingkirkan. Karena kejujuran adalah sifat dasar yang harus dipelihara oleh para pelajar. Para guru harus sadar, dan kembali kepada kodratnya sebagai orang yang harus istiqomah menjalankan tugas menyampaikan ilmu kepada anak didiknya. “Apalah arti sebuah ilmu, jika diciderai dengan sebuah kebohongan dalam mengerjakan soal,” ingatnya.
(Baca juga: Tanggal dan Jam Ujian Nasional 2017 Tak Serentak, Inilah Jadwal Lengkapnya)
Andan pun berpesan agar para pelajar bisa saling mengingatkan untuk tidak mencontek. Karena kodrat manusia sebagai khalifah harus selalu memegang teguh sifat sidiq, tabligh, amanah dan fathona. Itu semua harus dijaga dengan baik, terlebih sebagai siswa dengan jenjang pendidikan SMA/SMK/MA. “Karakter sifat itu harus diamalkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari,” ajaknya.
Ujian nasional ini bukanlah akhir dari proses pendidikan. sebaliknya, ini justru adalah awal dari proses pengamalan ilmu yang telah di dapat. “Tetaplah berbuat jujur dalam mengerjakan soal Ujian. Negeri ini sudah kehilangan Integritas nya karena kerupsi kolusi dan nepotisnya, rantai itu harus dipotong oleh pelajar generasi pembawa perubahan. maka berbuat jujurlah. Butuh revolusi mental untuk memulainya.” Imbuh penggiat rumah baca komunitas Yogyakarta ini.(mnz/aan)