Ketua PDM Situbondo Terpilih Ingin Hidupkan Semangat Berjamaah; Liputan Kontributor PWMU.CO Kabupaten Situbondo Pandu Anom Nayaka.
PWMU.CO – Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Situbondo periode 2022-2027 terpilih Muhammad Syamsuri, Ahad (12/3/2023).
Dalam sambutan perdananya, Syamsuri menyampaikan, kesenangan itu tidak diraih dengan bersenang-senang. “Jadi siapa pun yang ingin mendapatkan hasil yang menyenangkan maka harus rela untuk tidak bersenang-senang,” katanya.
“Kami sangat berharap kepada senior untuk selalu memberikan bimbingan dan arahan sekaligus juga tidak segan-segan untuk mengevaluasi jika memang terjadi banyak kekurangan,” tambahnya.
Syamsuri memohon doa dari seluruh pihak agar program ke depan bisa berjalan dengan baik dan lancar. “Selanjutnya kita ingin menghidupkan kehidupan berjamaah. Jadi berjamaah yang tidak hanya dalam salat lima waktu tetapi berjamaah dalam kehidupan sehari-hari, termasuk berjamaah dalam kehidupan berorganisasi,” ungkapnya.
Dia mengharuskan, orang Muhammadiyah bangga dengan Muhammadiyah. Seperti memiliki sekolah Muhammadiyah yang harusnya bangga jika anak-anaknya bersekolah di Muhammadiyah.
Syamsuri menambahkan, “Kita memiliki amal usaha yang seharusnya sebagai warga Muhammadiyah menjadi bangga jika menjadi bagian yang menghidupkan Muhammadiyah. Maka dalam kesempatan yang akan datang, mari kita hidupkan lagi semangat berjamaah dalam shalat lima waktu, bermasyarakat, dan berorganisasi!”
Dia menegaskan, dirinya dan delapan lainnya yang terpilih itu bukan berarti hanya mereka saja yang terbaik. “Jika kami berada di atas kebenaran maka dukunglah. Jika salah maka segera cegahlah,” tuturnya.
Dia mengibaratkan sebagaimana orang tua yang berkata tentang pekerjaan. Ada orang tua yang menanam pohon sedangkan berbuahnya lama. Sehingga di usianya yang tua, dia ditanya kenapa menanam pohon.
Dia mengatakan, “Sesungguhnya orang tua orang tua kita sudah menanam dan kita memetik hasilnya. Maka marilah saat ini kita menanam agar anak-anak kita menikmati apa yang kita tanam.”
Dari situ dia berpesan, “Kalau kita beramal, kita tidak dituntut untuk menikmati hasilnya. Yang penting kita beramal, kita bekerja.” (*)
Editor Mohammad Nurfatoni/SN