Menikmati Hidup dengan 6M ala Penulis Buku Senyummu Senyumku Juga: Liputan Alfain Jalaluddin Ramadlan Kotributor PWMU.CO Lamongan.
PWMU.CO – Keluarga besar Panti Asuhan dan Pondok Pesantren (PA dan PP) Al Mizan Muhammadiyah Lamongan beserta Pimpinan Cabang Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Lamongan menggelar kajian bulanan, Jum’at (10/3/2023) di Masjid Al Ghoihab Al Mizan putra.
Kajian yang menghadirkan Penasihat Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Nur Cholis Huda MSi ini mengusung tema “Menikmati Hidup dengan 6M”.
Di awal tausiahnya, penulis 20 judul buku ini, termasuk yang baru terbit: Senyummu Senyumku Juga, itu mengatakan, hidup itu karunia yang sangat mahal. Allah telah menyiapkan semua kebutuhan kita dengan gratis. Maka nikmati dan bersyukurlah.
Kemudian, Wakil Ketua PWM Jawa Timur tahun 2005-2022 ini menjelaskan tentang menikmati hidup dengan 6M.
M yang pertama menjaga kesehatan. Menurut dia etika kita sudah usia 60 ke atas maka akan dihinggapi B10.
“B pertama botak, bogang (ompong), bingung (kemampuan otak menurun), blereng (kabur), budeg (susah mendengar), bungkuk, bawel (rewel), beser (gampang pipis), buyuten, dan bokek (kantong tipis),” katanya.
Kemudian, Nur Cholis Huda menyampaikan tips menjaga kesehatan menurut Prof Hung Zlao Guang. Yaitu, olahraga dengan takaran yang pas. Kedua, rumus tiga kali setengah menit dan tiga kali tiga puluh menit.
Ketiga, makan dengan ukuran yang pantas. Keempat, makan setelah lapar dan berhenti sebelum kenyang. Kelima, tidak merokok. Dan keenam, hati tenang.
Kemudian, M kedua yakni mesra dengan keluarga. “Modalnya yang pertama, senyum itu indah,” katanya.
Lantas Pak Nur, sapaan akrabnya, mencontohkan senyum versi 2-2-7. Yakni bibir yang kiri dan kanan di tarik ke atas 2 cm. Kemudian di tahan minimal 7 detik.
Selain senyum itu indah, yang kedua, menjadi pendengar yang baik. Ketiga, membuat kejutan kecil. Keempat, ada humor dalam keluarga. Kelima, di rumah ada shalat dan baca al-Qur’an. Dan keenam, saling memahami dan bersikap jujur.
Kemudian, Pak Nur memberikan tips memperbanyak kawan. “Maka lakukan tiga ‘an’ dan jauhi tiga ‘an’,” kata dia. Lakukan tiga ‘an’. nyaman, entengan (ringan tangan), luman (suka memberi). Lalu jauhi tiga ‘an’ yakni ojo jalukan (peminta-minta), ojo bujukan (penipu), ojo ngamukan (pemarah).”Kemudian ditambah satu ojo nikahan (banyak istri),” disambut tertawa peserta kajian.
M ketiga melakukan aktivitas dengan khusyuk. Semua aktivitas harus khusyuk supaya bahagia. Dia mencontohkan, ketika shalat harus khusyuk. Jangan mengganggu kekhusyukan shalat dengan bau tidak sedap, jangan membuka siku terlalu lebar saat shalat.
Tak Semua Bisa Dibeli dengan Uang
Kemudian, M k mpat mencukupi kebutuhan fisik minimal. Anggota BPH Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini mengutip al-Qur’an potongan ayat surat al-Kahfi ayat 46:
اَلْمَالُ وَالْبَنُوْنَ زِيْنَةُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۚ
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia…”
“Uang adalah bahan bakar kehidupan, tanpa harta maka ibarat kendaraan tanpa bahan bakar, sulit bisa berjalan,” ujarnya.
Namun tidak semuanya bisa dibeli dengan uang. “Orang dapat membeli tempat tidur mewah tapi tidak bisa membeli tidur yang nyenyak. Orang dapat membeli obat yang mahal, tapi tidak bisa membeli badan yang sehat. Orang dapat membeli rumah yang megah, tapi tidak bisa membeli rumah tangga bahagia. Harta bukan segalanya, tetapi tanpa harta bisa susah segala galanya,” kata Nur Cholis Huda.
M kelima, meningkatkan rasa syukur. Kemudian dia mengutip al-Qur’an surat Ibrahim ayat 7:
اِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”
M keenam, mengubah ‘tetapi’ dengan ‘meskipun’.
Kemudian dia mencontohkan kata-kata mengubah tetapi negatif dengan meskipun positif: “Saya ingin kuliah meskipun tidak punya uang (positif). Saya ingin pergi ke pengajian tetapi nggak ada motor (negatif). Saya ingin tahajud meskipun ngantuk (positif). Saya ingin tahajud tetapi masih ngantuk (negatif).”
Editor Mohammad Nurfatoni