Kisah Nabi Nuh dalam Pondok Ramadhan Maharesigana UMM, liputan kontributor PWMU.CO Malang Roisul Umam Asy-Syauqi
PWMU.CO – Anggota Mahasiswa Relawan Siaga Bencana (Maharesigana) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan Pondok Ramadhan, Jumat-Ahad (7-9/4/2023).
Ketua Maharesigana Gifa Farabi menjelaskan bulan Ramadhan adalah bulan suci umat Islam dan ladangnya pahala. Dengan begitu harus diisi dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan mendapatkan banyak pahala.
“Untuk itu, anggota Maharesigana mengadakan Program Pondok Ramadhan. Program ini berlangsung selama 2 hari 3 Malam bertempat di seketariat Bait Al-Hikmah yang mana merupakan kediaman Lailatul Fitriyah Azzakiyah selaku penggegas metode Tahfidh Quran Tematik (TQT),” ujarnya.
Dia memaparan kegiatan ini diikuti 12 orang dari kalangan guru dan mahasiswa UMM. Tujuan diadakan program ini adalah mengenalkan ke anggota Maharesigana bahwa program yang mereka lakukan ada kaitannya dengan bencana-bencana terdahulu yang ada di dalam al-Quran.
“Seperti bencana yang menerpa kaum Nabi Nuh, kaum Tsamud, dan masih banyak lagi.”
Tahfidh Quran Tematik
Gifa Farabi menjelaskan dalam program ini peserta dibimbing agar dapat menghafal serta mengkaji beberapa ayat al-Quran dari kisah-kisah terdahulu yang berkaitan dengan mitigasi bencana menggunakan metode TQT.
“Dalam menghafal menggunakan metode Tahfidh Quran Tematik mereka langsung dibina oleh Lailatul Fithriyah Azzakiyah selaku penggegas metode tersebut,” katanya.
Dia Gifa Farabi mengatakan d sangat senang karena mengetahui program yang dilakukan ada di dalam al-Quran. Selain itu dapat mengetahui lebih luas lagi tentang agama.
“Karena program ini baru pertama kali diselenggarakan jadi kami mendesain sesimpel mungkin. Yang pertama target kami adalah mahasiswa. Tapi alhamduillah dari kalangan guru pun dapat mengkiuti progam ini,” ungkapnya.
Dia sangat senang karena program yang dirancang pertama kali dapat berjalan dengan lancar. “Semoga ke depannya program ini dapat berkembang dan banyak peminatnya baik dari kalangan pelajar hingga guru,” harapnya.
Peserta Pondok Ramadhan Izul Haq sangat senang karena dapat menemukan metode baru dalam menghafal al-Quran, karena metode yang dipelajari adalah metode TQT.
“Jadi bukan hanya hafal lafadz ayatnya, tapi dia dapat menghafal dan memahami makna dari ayat yang dipelajarinya.” (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.