Ingin Jadi Pembeda? Kaji Al-Quran, liputan kontributor PWMU.CO Sidoarjo Mahyuddin
PWMU.CO – SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo (SMP Miosi), Jawa Timur mengadakan Semarak Ramadhan, Sabtu (15/4/2023). Acara ini bnekerja sama dengan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Suko.
Acara yang diselenggarakan di Mushala Miosi dengan mengangkat tema Meneguhkan Iman dalam Kilau Ramadhan, Beraksi dan Berbagi ini berisi kajian menjelang berbuka puasa, santunan anak yatim, dan marbod masjid.
Dalam Kajian Ramadhan, pemateri Hadi Sucipto menjelaskan tentang pentingnya mengkaji al-Quran,
“Bulan Ramadhan di dalamnya diturunkan al-Quran. Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan pembeda, dekat dengan al-Quran itu tidak sekadar dekat secara fisik tetapi dibaca dan dikaji isi al-Quran,” ujarnya.
Dia menyampaikan kalau mengkaji al-Quran berapa bulan sekali? Mengkaji al-Quran itu idealnya setiap saat. Kita bayangkan, kalau dalam satu kajian, kalau kita mengkaji al-Quran satu halaman penuh.
Itu berarti dalam satu tahun, itu baru enam halaman atau setengah juz, padahal al-Quran itu ada 30 juz, butuh waktu enam puluh tahun untuk mengkajinya.
Kajian Al-Quran
Hadi Sucipto menyarankan mengadakan kajian al-Quran setiap saat, setiap pekan. Harapannya ke depan, kajian pokok itu tentang al-Quran, hadist, dan Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Muhammadiyah.
“Kajian tentang al-Quran akan mendekatkan seseorang pada hidayah. Dia berpendapat kalau kajian tematik itu baik, tetapi tidak sering-sering, cukup satu bulan sekali. Kalau mengkaji al-Quran akan mengetahui dalamnya al-Quran, kalau kajian tematik hanya tahu wajahnya al-Quran.”
Orang yang mengkaji al-Quran akan ada pembeda dengan orang yang tidak mengkajinya. Selain petunjuk, al-Quran akan memberikan pembeda bagi yang mengkajinya, orang yang biasanya mengkaji al-Quran akan berakhlaq seperti al-Quran.
Dari segi bicaranya tentunya pasti berbeda. Orang yang membaca al-Quran akan bicara-bicara yang baik saja. Bagaimana dengan cara berpakaiannya? Tentunya akan berbeda. Bagi Ibu-ibu al-Quran mengatakan kalau berpakaian tertutup dadaya, kalau di hadist pakainnya harus longgar, tidak mungkin orang yang mengkaji al-Quran ke mana-mana pakaiannya memakai legging.
“Bagi suami, cara mudah mendidik istri yaitu dengan sering mengajak kajian,” jelasnya.
Dia menjelaskan bahwasannya orang yang mengkaji al-Quran akan mendapat ketenangan. Orang yang berdzikir yaitu salah satunya dengan membaca al-Quran, orang yang membacanya akan mendapatkan ketenangan.
Dia mencontohkan kalua ada orang banyak hutang lalu baca al-Quran, lalu dia menanyakan apakah hutangnya akan lunas, ya tentu tidak. Kalau mau lunas ya dibayar, candanya.
“Setidaknya dengan membaca al-Quran akan mendapatkan ketenangan, karena kecenderungan orang yang punya hutang hatinya sumpek.” (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.