Berkarya di Muhammadiyah Harus Profesional dan Loyal; Liputan Dadang Prabowo
PWMU.CO – Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Pasuruan M Nur Yasin menyampaikan bahwa berkarya di Muhammadiyah harus profesional dan loyal.
Hal itu ia sampaikan pada Baitul Arqam Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Sekolah Pesantren Entrepreneur Al-Maun Muhammadiyah (SPEAM) kota Pasuruan pada Senin (17/4/23).
Mantan Kepala SMK Muhammadiyah I Kota Pasuruan itu berujar istilah profesional dan loyal itu berasal dari Surat al-Qasash 26.
Dalam ayat tersebut disebutkan dua kata yaitu: al-Qawiyyu dan al-Amin.
Menurutnya kata al-Qawiyyu bisa diartikan dengan profesional, sedangkan kata al-Amin berarti loyal.
Untuk menjadi profesional dalam berkarya imbuh Yasin, seorang harus paham posisinya di Muhammadiyah, apakah sebagai pemilik, penyelenggara, atau pelaksana.
“Siapa pemilik, penyelenggara, dan pelaksana di Muhammadiyah?” tanya Yasin.
Ia kemudian melanjutkan bahwa pemilik amal usaha Muhammadiyah adalah Muhammadiyah, yang dalam hal ini adalah para pimpinan Daerah Muhammadiyah.
Sedangkan penyelenggara adalah Majelis Dikdasmen dan Lembaga Pengembangan Pesantren. Dan pelaksana adalah para guru dan tenaga kependidikan.
Selain profesional, GTK SPEAM juga harus loyal. Bukan hanya loyal kepada lembaga tapi juga loyal kepada persyarikatan.
Artinya menurut Yasin bahwa sebagai seorang guru di Amal Usaha Muhammadiyah tidak boleh mencukupkan dirinya berkarya di lembaga saja. Tapi lanjutnya seorang guru juga harus terlibat di persyarikatan Muhammadiyah.
Kebalikan dari loyal imbuh Yasin adalah khianat. Dalam terminologi agama sama artinya dengan syirik.
Syirik bukan hanya menduakan Allah, tapi juga mengingkari pemberian Allah dengan tidak bersedia beribadah kepadaNya.
“Sudah dikasih nikmat Allah, tapi tidak mau menyembahNya,” tuturnya.
Ia pun bercerita bagaimana dulu Jenderal Sudirman menyisakan satu peluru di dalam pistolnya bukan untuk menembak lawan, tapi menembak pasukan yang berkhianat.
Baginya sikap loyal itu lebih utama dari pada profesional. Karena kalau tidak profesional bisa dibenahi, sedangkan tidak loyal, susah dibenahi.
Loyal itu lanjutnya bisa kepada siapa pun yang dituakan atau dijadikan ketua. Tidak memandang usianya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni