Shalat Idul Fitri di Trenggalek: Jangan Bernasib seperti Bal’am bin Ba’ura; Liputan Kamas Tontowi
PWMU.CO – Kisah kemenangan umat Islam dalam Perang Badar disampaikan Mujiarto, khatib shalat Idul Fitri di Lapangan Desa Gandusari, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek, Jumat (21/4/2023).
Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Gandusari melaksanakan shalat Idul Fitri dan Idul Adha sebagai tradisi selama puluhan tahun setiap tahun di lapangan Desa Gandusari.
“Kaum Muslimin yang berjumlah 300 mampu memenangkan pertempuran Perang Badar melawan kaum musyrikan dengan 1000 pasukan pada 1 Syawal. Musuh terbesar Islam yakni Abu Jahal atau Amr bin Hisyam juga terbunuh sesuai janji Allah kepada kaum Muslim, karena kemenangan itu kaum Muslim bersuka ria,” ungkapnya.
Selain memberikan gambaran sejarah perayaan satu Syawal, Mujiarto juga mengharapkan kaum Muslim agar tetap bersyukur karena masih memiliki keimanan.
“Bersyukurlah kita masih diberikan keimanan. Jangan sampai kita bernasib seperti ulama pada masa Nabi Musa, Bal’am bin Baura,” katanya.
“Kurang cerdas apa Bal’am bin Ba’ura pada masa itu? Tetapi ternyata hidayah itu tidak melekat padanya. Dia tergoda oleh bujuk rayu Firaun untuk memusuhi Nabi Musa dan mati dalam kekafiran,” imbuhnya.
Maka, kata dia, kita sehari semalam, diminta oleh Allah sub’hanahu wata’ala untuk selalu berdo’a “ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ. Ya Allah, tujukkanlah aku jalan yang lurus. Jalan yang lurus adalah dinul Islam.
Menurutnya, orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang menunjukkan kepercayaan. Bukan hanya orang-orang yang sekadar percaya. Karena ketika percaya saja itu namanya aminah. Tapi kalau bentuknya iman maka kepercayaan itu ditunjukkan di dalam hati yang terpatri kuat dan menjadi keseharian dalam bentuk amal shalih.
“Sudah banyak dosa yang kita lakukan, sudah banyak kekhilafan yang kita kerjakan, tetapi Allah masih menyebut kita sebagai orang-orang yang beriman,” tutur Kepala SMA Muhammadiyah Boarding School Trenggalek. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni