Khutbah di Watukebo: Dampak Luar Biasa Qaulan Sadida, Perkataan yang Benar dan Jujur; Liputan Kontributor PWMU.CO Jember Muhammad Fajar Al Amin
PWMU.CO – Wakil Ketua IV Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr Drs H Syamsul Hidayat BA MAg menyampaikan khutbah Idul Fitri di Lapangan Karang Templek Andongsari Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Watukebo, Jember, Jawa Timur, Jumat (21/4/2023).
Di awal khutbahnya Syamsul Hidayat mengajak jamaah bersyukur, karena telah melewati bulan Ramadhan yang kebanyakan orang merasa berat dengan puasa satu bulan penuh.
“Rasa berat itu akan terasa ringan dan nyaman jika kita menganggap puasa itu sebagai nikmat dari Allah, di mana seluruh amal kita dilipat gandakan, sehingga terasa kehilangan ketika Ramadhan meninggalkan kita,” tuturnya.
Dari sekian banyak amal kebaikan yang diajarkan Ramadhan, lanjut dia, salah satunya yang dilatihkan kepada kita adalah perkataan yang jujur, santun, benar, dan disampaikan dengan tulus sepenuh hati.
“Wa qulu qaulan sadida. Perkataan yang demikian itu hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki keimanan dan ketakwaan yang tinggi. Allahu akbar walillah hilhamd,”Jelasnya
Selama Ramadhan, jika kita mengikuti pendidikan rohaniah dan jasadiah seluruhnya dengan kesungguhan, dan hanya mengharap ridha Allah, pasti akan membawa kita atau telah membawa kita menjadi orang yang meningkat derajat ketakwaannya kepada Allah Subhanahu wata’ala.
“Di samping itu dijamin juga oleh Rasulullah SAW bahwa dosa-dosa, karena kelemahan dan kedhaifan kita, sebagai manusia dijamin diampuni oleh Allah SWT, sehingga kita menjadi orang-orang yang suci dari dosa, insyaallah,” terangnya.
Di saat itulah lanjutnya, Allah memanggil kita untuk menjalani kehidupan yang baru, dimulai dengan penguatan iman dan takwa, sikap jujur dan disiplin dalam hidup.
Seperti dalam firman Allah al-Ahzab 70-71, “Ya ayyuhalladzina amanu taqullaha waquulu qaulan sadiida. Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, yang jujur, tulus, bersih, dan sepenuh hati
Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan Allah mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.”
Karena itu, jelas dia Allah memanggil kita orang orang yang beriman, untuk kembali bertakwa, memulai kehidupan dengan qaulan sadida, yaitu perkataan yang benar, jujur, santun, dan disampaikan sepenuh hati.
Tak Ada Dusta
“Jelas, qaulan sadida bukan sekadar, perkataan lisan yang asal bunyi, tapi perkataan yang benar, jujur, santun, dan sepenuh hati, sehingga perkataan itu sekaligus merupakan kata hati dan juga kata laku, yang merupakan gerak anggota badan, sebagai perwujudan dari perkataan hati dan lisan kita,” paparnya
Tidak ada dusta dalam qaulan sadida. Justru sebaliknya qaulan sadida mendorong orang yang mengucapkannya untuk melahirkan aktivitas hidup produktif, yang membawa kebaikan atau maslahah bagi diri dan lingkungannya yang merupakan wujud anugerah dari Allah.
Kejujuran dan kedisiplinan yang merupakan wujud nyata dari qaulan sadida itu, apabila dilandasi dengan keimanan dan ketakwaan yang kokoh, akan melahirkan kebaikan dan perbaikan hidup manusia di dunia.
Tentu akan sangat indah apabila masyarakat Muslim, terutama di Indonesia ini dapat menerapkan qaulan sadida, kejujuran dan kedisiplinan yang dilandasi juga dengan persaudaraan ukhuwah silaturrahmi yang dilandasi iman dan takwa.
Kita sudah melihatnya, pada Idul Fitri 1444, ketika ada perbedaan dalam menetapkan 1 Syawal terjadi saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Bahkan pemerintah pun memberikan izin dan memfasilitasi kelompok umat Islam yang berbeda dengan ketetapan pemerintah, misalnya dari Muhammadiyah untuk memanfaatkan fasilitas umum yang dimiliki oleh negara, karena itu memang untuk seluruh rakyat bangsa Indonesia.
“Ini jelas sekali jaminan Allah dalam yuslih lakum a’malakum. Tentu jaminannya tidak hanya itu. Allah memberikan jaminan lain, yaitu yagfirlakum dzunubakum, diampuninya segala dosa,” paparnya
“Kita sudah mulai dengan nurani yang suci, sambung dia, perkataan yang tulus, tentu kita tidak memiliki, maksud sedikit pun berbuat kesalahan, tapi sebagai manusia sebagai makhluk Allah yang dhaif bisa saja melakukan kesalahan-kesalahan,” tambahnya.
Jika kita sudah melaksanakan qaulan sadida, sikap hidup disiplin, jujur, menghiasi perilaku bangsa, mulai dari rakyat jelata, sampai pemimpin elit, insyaallah janji Allah, untuk melahirkan negara yang penuh berkah, negara yang dibukakan berkah dari langit dan bumi, dan negara yang dijamin oleh Allah yang Maha Pengampun, baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
Di akhir khutbahnya ia berharap semua itu dapat terwujud dalam kehidupan umat Islam.”Mudah-mudahan hal itu dapat terwujud, dalam kehidupan kita bersama umat Islam, kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” harapnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni