Ada Belajar Negosiasi di Pelatihan Retorika Smamda Sidoarjo, liputan kontributor PWMU.CO Sidoarjo Silwana Mumthaza
PWMU.CO – Kegiatan Pelatihan Retorika dengan tema Islamic Youth with High Order Thinking dilaksanakan di ruang Nyai Walidah SMA Muhamamdiyah 2 (Smamda) Sidoarjo, Sabtu (6/5/20223).
Acara pelatihan ini diisi oleh Nafis Zamani SIP yang diikuti oleh 100 siswa pengurus Pimpinan Rantingn (PR) IPM Smamda, 20 alumni IPM, dan 10 undangan di tingkat Pimpinan Cabang dan Pimpinan Daerah IPM.
Dalam materinya, dia menyampaikan tentang pentingnya retorika, unsur-unsur dalam retorika, dan jenis retorika.
“Retorika sebagai seni berkomunikasi secara jelas, padat dan harus mengesankan. Mengesankan itu kena di hati, mudah diingat oleh orang lain. Itulah prinsip ilmu retorika yang bagus,” ujarnya.
Dia menuturkan, saat ini banyak sekali hal hal yang bisa dicapai jika menguasai retorika. Misalnya stand-up comedian, komika, dunia podcast, dan dakwah pun bisa tersampaikan dengan baik.
Dalam retorika terdapat unsur komunikator, pendengar, suara atau bunyi-bunyian dan pesan informasi yang harus disampaikan. Retorika ini dapat diterapkan dalam kegiatan monolog, dialog, maupun pembinaan.
“Pesan informasi ini yang bisa disampaikan dengan baik pada audien,” ungkapnya.
Kader Inovatif
Setelah memberikan paparan materi tentang retorika, dia memberikan kesempatan setiap perwakilan dari peserta untuk memberikan kesempatan peserta untuk melaksanakan sesi sharing.
Kesempatan pertama diberikan kepada Ketua Ranting IPM Smamda, Joan Nugroho. Kesempatan dilanjutkan oleh PC IPM Moh Faza. Selanjutnya kesempatan diberikan oleh PD IPM Dimas. Kesempatan berikutnya diberikan kepada alumni IPM SMAMDA Nabil Nasruddin Al Muttawakkil.
Dalam kesempatan tersebut, Nabil menyatakan kader inovatif harus bisa menciptakan program kerja-program kerja kreatif inovatif sesuai dengan tujuan bersama.
“Manfaatkan kesempatan dengan baik. Kita harus bisa membuat proker-proker yang kreatif dan inovatif,” tegasnya.
Dia memberikan saran bernalar kita harus dikuatkan, komunikasi harus direspon dengan baik selanjutnya harus disertai tindakan yang inovatif dengan landasan nilai-nilai organisasi Muhammadiyah. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.