Pemilu 2024: Muhammadiyah Harus di Tengah-Tengah; Liputan Sunarno Media Centre Ponoroogo.
PWMU.CO – Prosesi pengukuhan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Ponorogo, Jawa Timur (Jatim) yang digelar di Pendopo Kabupaten Ponorogo berlangsung khidmat, Ahad (28/5/23).
Pengukuhan PDM dilakukan oleh Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Prof Dr Biyanto MAg.
Menurutnya, di era digital yang serba canggih ini, warga Muhammadiyah dan Aisyiyah diminta selektif dalam menggunakan media sosial dengan tidak membuat postingan atau video-video yang dapat menimbulkan keresahan umat.
“Terutama saat masa pemilu ini, Muhammadiyah dan Aisyiah secara organisasi tak boleh condong ke kanan atau ke kiri namun harus berada di tengah-tengah,” terangnya.
Lebih lanjut ia memerinci secara individu hal demikian dipersilakan karena itu bagian dari hak dan kewajiban berpolitik di negara demokrasi. “Namun jangan sampai PDM dan PDA mengeluarkan surat dukungan kepada calon tertentu,” tegasnya.
Menyikapi Perbedaan
Biyanto juga mengungkapkan perbedaan adalah sebuah rahmat, ikhtilafu ummati rahmah.
Ia lalu mengutip pernyataan Muhammad Asad (Leopold Weiss) yakni seorang cendekiawan Muslim, mantan Duta Besar Pakistan untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Perbedaan di kalangan umatku itu rahmat jika yang berbeda adalah orang-orang berpendidikan, orang-orang berilmu, dan orang terpelajar namun jika perbedaan itu dialami oleh orang-orang yang tidak berpendidikan, tidak terdidik, tidak tercerahkan maka sering kali menjadi musibah.”
Untuk itu Biyanto menegaskan menjadi tugas bersama menyiapkan generasi yang baik di masa yang akan datang.
“Menyiapkan generasi yang akan datang itu penting, negara akan menjadi negara maju, terhormat, dimulai dari menyiapkan generasi yang berpendidikan,” pesannya.
Baginya, Muhammadiyah dan NU dalam negara ibarat sayap dalam burung garuda, yang merupakan bagian pendiri bangsa.
“Pemerintah dan ormas harus bersinergi dalam membangun generasi karena kedua ormas tersebut memiliki masa terbanyak,” katanya.
Di akhir tausiah, ia mengimbau seluruh warga Muhammadiyah agar dewasa menyikapi perbedaan dan berusaha mengamalkan pesan KH Ahmad Dahlan.
“Jadilah apapun dan kembalilah ke Muhammadiyah,” katanya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni