PWMU.CO – Edukasi kurban oleh Lazismu Jawa Timur berlangsung di SD Muhammadiyah 6 Gadung (SD Musix) Wonokromo Surabaya, Senin (19/6/2023).
Acara ini mengisi masa siswa selesai ujian Sumatif Akhir Semester (SAS) II. Siswa yang mengikuti kegiatan ini semua siswa.
Acara dimulai pukul 08.00 di Masjid Syuhada’ di kompleks sekolah. Rombongan Lazismu Jawa Timur memasuki masjid membawa 10 godie bag. Anak-anak penasaran.
”Ustadz, itu untuk apa?” tanya Faye Binar Shaffiya kelas II International Class Program (ICP) sambil menunjuk deretan godie bag di depan.
”Itu doorprize untuk anak-anak hebat,” jawab Ustadz Basirun di sampingnya.
Muhammad Yusril Ardiansyah, amil Lazismu Jawa Timur membuka acara. ”Anak-anak, hari ini kakak datang tidak sendiri, ditemani oleh kakak yang ganteng, beliau saudara kita dari negeri seberang. Dari Kota Gaza,” ujar Yusril.
”Anak-anak tahu di negara manakah Gaza itu?” pancing Yusril.
”Negara Palestina, Ustadz…..,” teriak anak-anak hampir bersamaan.
”Betul. Kalian anak-anak hebat,” puji Yusril sambil mengangkat jempol tangannya.
Selanjutnya Yusril memanggil tamunya dan menyerahkan mikrofon kepadanya. Gamis dan kopiah warna hitam melengkapi penanpilan tamu dari Gaza ini. Syal Palestina dikalungkan di lehernya. Dengan bahasa Indonesia dia berkomunikasi dengan anak-anak.
”Anak-anak, terima kasih saya telah diberikan kesempatan di depan ini,” kalimat pertama yang diucapkan Al Moatashambillah Snewra.
Selanjutnya dia bercerita edukasi kurban tentang pengurbanan Nabi Ibrahim terhadap putranya, Nabi Ismail. Saat berkisah kadang-kandang dia berbisik kepada Ahmad Tsalits Alfain, penerjemahnya yang duduk di sampingnya. Dia kadang-kadang berkisah dengan campuran bahasa Indonesia dan Arab.
Anak-anak tertawa kecil ketika Al Moatashambillah menyebutkan kata menyembelih menjadi menyemilih.
”Ada apa kok tertawa?” tanya warga Palestina yang mendapat beasiswa belajar di Umsida.
“Menyembelih, Ustadz,” seru anak-anak yang duduk di depan.
”Ya, ya menyemilih,” katanya masih tetap cedal.
Selanjutnya dia menyampaikan, Nabi Ibrahim tidak jadi menyembelih putranya karena rahmat Allah. Allah tidak membiarkan seorang ayah menyembelih anaknya.
”Jadi Allah memberikan contoh berkurban melalui Nabi Ibrahim untuk anak-anak SD Muhammadiyah 6 Surabaya,” tutur mahasiswa S-2 jurusan Pendidikan Islam ini.
Anak-anak, lanjutnya, kamu harus bersyukur karena ditakdirkan hidup di Indonesia yang menyenangkan, tetapi anak-anak di Gaza sebesar kamu hidup menderita. Tidak bisa sekolah karena negara kami sedang dijajah oleh negara Israel, negaranya orang kafir. Jika Hari Raya Idul Adha mereka tidak dapat memakan daging kambing.
”Maukah kalian membantu teman-teman kamu di Gaza?”
”Mauu….!” Seru anak-anak serempak.
”Terima kasih, kamu adalah anak-anak yang baik,” sambung Al Moatashambillah yang baru enam bulan tinggal di Kota Sidoarjo ini.
Di sela berkisah dia memberikan pertanyaan. Siswa yang bisa menjawab mendapat hadiah. ”Siapakah yang tahu, mengapa Allah memerintahkan berkurban?” tanyanya.
Anak-anak saling berebut akan menjawab. Saking banyaknya anak yang unjuk jari, Moatash, panggilan Al Moatashambillah Snewra, menutup matanya untuk menunjuk anak-anak yang mengangkat tangan.
Setelah memutar-mutar telunjuknya, lalu mengarah kepada Ibrahim Muhammad kelas IV-C dan Andrea Faeezah Suharti (kelas III-B.
”Karena Allah tidak ingin Ibrahim menyembelih Ismail” Jawab Ibrahim.
“Karena rahmat Allah kita diperintahkan untuk berkurban,” jawab Andrea
”Betul, kamu menjawab dengan betul,” seru Moatash sambil menyerahkan hadiah.
Di akhir acara Yusril menjelaskan cara membantu anak-anak di Gaza. Caranya mudah. Dengan menjadi donator sebesar Rp 100 ribu mendapatkan dua kaleng Rendangmu. Satu rendang untuk donatur, dan yang satu untuk anak-anak Gaza Pelestina.
”Mau anak-anak menjadi donatur?” pinta Yusril.
”Mau ustadz…!” jawab anak-anak serentak.
Yusril menyampaikan untuk menjadi donatur bisa menghubungi guru kelas SD Musix dan menyerahkan uangnya.
Penulis Basirun Editor Sugeng Purwanto