Kisah Kiai Hafal al-Quran Hanya 70 Hari. Liputan Tholin, Kontributor PWMU.CO Lamongan
PWMU.CO – Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Lamongan, Dr Piet Hizbullah Khaidir SAg MA hadir pada Kegiatan Akhirussanah SMP Muhammadiyah 17 Laren Lamongan, Ahad, (25/6/2023)
Pada acara yang berlangsung di halaman SMPM 17 Laren itu, ia memberikan tausiyah pendidikan dan bercerita tentang Kiainya yang hafal al-Quran 30 Juz, hanya selama 70 hari.
“Saya dan santri lainnya bertanya, bagaimana kiai bisa menghafal al-Quran dengan mudah? Ternyata jawaban Kiai membuat kami terkejut,” tutur Piet, sapaan akrabnya.
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu al-Quran dan Sains (STIQSI) ini pun menceritakan, bahwa ternyata untuk bisa menghafal al-Quran, sang Kiai tidak meniatkan diri untuk menghafal.
“Pertama, untuk menghafal al-Quran jangan diniati menghafal, tapi niati hanya ingin dekat Allah SWT melalui al-Quran, dan cintailah al-Quran dengan selalu membawa al-Quran kemana saja, dan rutin setiap hari membacanya,” kata Piet menirukan ucapan sang Kiai.
Masih kata kiai, lanjutnya, metode menghafal al-quran adalah, tahun pertama membaca satu juz setiap hari, tahun kedua membaca 6 Juz setiap hari, tahun ketiga membaca 30 juz setiap hari, tahun keempat baru menghafal al-Quran.
“Dan inilah yang dilakukan oleh Kiai, ternyata hanya membutuhkan waktu 70 hari untuk menghafal al-Quran,” katanya.
Dalam kegiatan akhirussanah ini, selain wisuda purna siswa Kelas IX, juga dilaksanakan wisuda tahfidh al-Quran. Sebanyak 13 anak dinyatakan lulus tahfidh, 3 anak hafal juz 29 dan 10 anak hafal juz 30.
Kepala SMPM 17 Laren, Faizin S Pd menyampaikan, untuk mencapai visi dan misi sekolah, SMP Muhammadiyah 17 Laren memadukan kurikulum dari Diknas, Depag, dan kurikulum dari Dikdasmen Muhammadiyah.
Ilmu ibarat Hewan Buruan
Sementara itu, Pembina Madrasah Diniyah Wustha Nurul Qur’an SMPM 17 Laren, Masroin Assafani MA, membaca sebuah syair dari Imam Syafi’i :
العلم صيد والكتا بة قيده, قيد صيودك بااحبا ل الوا ثقة, فمن الحما قة ان تصيد غزالة وتتركها بين الخلائق طا لقة
“llmu ibarat hewan buruan, dan tulisan ibarat tali pengikatnya. Oleh karena itu ikatlah hewan buruanmu dengan tali yang kuat, sungguh bodoh jika kau berburu kijang, setelah berburu kijang, lalu kau biarkan dia lepas dan pergi dengan hewan lainya”.
Wakil Ketua PDM Lamongan ini menjelaskan, bahwa ilmu itu bagaikan binatang buruan, dan orang yang mencari ilmu adalah sang pemburu.
“Agar binatang buruan yang telah kita dapatkan tidak lepas, maka harus diikat secara kuat. Begitu juga dengan ilmu. Supaya ilmu yang kita dapatkan tidak lenyap atau hilang maka harus ditulis, dan dijadikan sebuah buku, agar dapat bermanfaat bagi orang lain,” ucapnya.
Kegiatan akhirussanah juga diisi berbagai penampilan. Ada paduan suara yang menyanyikan lagu sang surya, mars SMP Muhammadiyah 17 Laren, dan beberapa lagu religi. Selain itu juga ada atraksi Tapak Suci Putera Muhammadiyah. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni