Opini oleh Prima Mari Kristanto *)
PWMU.CO – Sepi ing pamrih rame ing gawe, peribahasa Jawa itu cocok disematkan pada gerak-langkah Persyarikatan Muhammadiyah baru-baru ini. Muhammadiyah yang juga ambil bagian mengawal Aksi Bela Islam dengan mengutus wakil-wakilnya di Majelis Ulama Indonesia dan sukarelawan-sukarelawan yang membaur dengan massa tidak kehilangan jati diri gerak langkahnya.
Konsistensi dalam berkhidmad di bidang pendidikan baru-baru ini ditunjukkan dengan keberhasilannya mengakuisisi saham sebuah perguruan tinggi di Malaysia. Langkah tersebut layak disejajarkan dengan aksi korporasi perusahaan multinasional berupa merger dan akuisisi. Peran Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah demikian sentral dalam pendirian amal usaha di luar negeri.
(Baca: Akuisisi Saham PT Swasta, Muhammadiyah Wujudkan Universitas Muhammadiyah Malaysia)
Sebagai panglima tertinggi PP Muhammadiyah sukses melakukan merger dan konsolidasi hati stake holder amal usaha yang telah berdiri, di antaranya Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, UM Yogyakarta, UM Surakarta, UM Malang, UM Jakarta, dan UM Semarang. Kemudian, UM Sumatra Utara, UM Palembang, UM Purwokerto, UM Makassar, UHAMKA Jakarta, dan UAD Yogyakarta.
Laksana the dream team, pemain cadangan dan pemain line up yang turun di lapangan sama kualitasnya. Heboh Aksi Bela Islam yang didukung sebagian elite dan massa Muhammadiyah tidak membuat konsentrasi Muhammadiyah gagal fokus dalam konsistensinya di bidang pendidikan. Sebagian pihak barangkali menganggap bikin cabang di luar negeri mah biasa. Benar jika paradigma yang dipakai adalah pendirian cabang atau akuisisi oleh perusahaan multinasional. Dalam skala nasional pun baru PT. Semen Indonesia, Tbk yang mampu melakukannya, dengan dukungan negara dengan sumber daya negara pula.
Holding from behind ala Muhammadiyah tanpa dukungan langsung dari negara dan menggunakan sumberdaya negara. PT Semen Indonesia, Tbk yang dibentuk oleh anak-anak perusahaan semen milik BUMN menjadi contoh pembentukan holding from behind. PT. Semen Indonesia, Tbk sebagai ikatan manajemen terintegrasi dibentuk dengan tetap mempertahankan keberadaan Semen Gresik, Semen Tonasa, dan Semen Padang. Dengan konsolidasi dalam manajemen PT. Semen Indonesia, Tbk mampu menambah anak perusahaan di Vietnam dengan akuisisi saham perusahaan Negara PT. Thang Long Cement Vietnam dan PT. An Phu Cement Vietnam.
(Baca juga: Kala Haji Sudjak Dianggap Gila, Apakah RS Muhammadiyah Holding Company Juga Ide Gila?)
Perguruan Tinggi Muhammadiyah sebagai kelanjutan dari pendidikan tingkat busthanul athfal (TK) hingga menengah atas telah mengukuhkan peran Persyarikatan dalam bidang pendidikan demi umat, bangsa, dan negara. Sebagai assabiqunal awwaluna dalam gerak langkah Persyarikatan yang di inisiasi langsung oleh KH Ahmad Dahlan, ekspansi bidang pendidikan ke negeri tetangga sungguh mengagumkan.
Tidak mau kalah dalam semangat fastabiqul khairat, sekolah Muhammadiyah juga siap berdiri di Australia. Dalam hal ekspor konsep pendidikan berupa sekolah, tidak semua ormas di negara tertentu mampu melakukan. Sejauh ini baru Turki yang bersemangat melakukan ekspor konsep pendidikan termasuk di Indonesia berupa sekolah dengan tokohnya Fethullah Gulen.
Berharap PP Muhammadiyah melakukan konsolidasi hati pada stake holder amal–amal usaha lainnya. Amal usaha bidang kesehatan yang termasuk assabiqunal awwaluna dalam gerak langkah Persyarikatan memerlukan Panglima Tinggi dalam melakukan merger dan akuisisi. Merger aset dan sumber daya lain lebih mudah dilakukan setelah hati para stake holder berkonsolidasi. Peran lebih strategis diharapkan kemampuan PPM dalam menggalang potensi dana warga Persyarikatan dalam berinvestasi dari, oleh, dan untuk sebesar-besarnya Persyarikatan.
(Baca juga: Berharap Haedar Nashir Ikuti Langkah Raja Salman: IPO-kan AUM Kesehatan)
Dalam hal keberadaan jaringan Rumah Sakit Muhammadiyah/Aisyiyah di seluruh Indonesia diperlukan penyamaan visi dalam rangka mewujudkan Holding Company lebih besar daripada PT. Mitra Keluarga Karya Sehat, Tbk dan PT. Siloam International Hospital, Tbk. Dua emiten berkode MIKA dan SILO yang telah malang melintang di lantai Bursa Efek Indonesia. Demikian juga amal-amal usaha LAZISMU, MDMC, dan lain-lain layak diekspor untuk menebar rahmat di negeri tetangga.
Rahmatan lil alamiin ditegakkan bil hikmah mau’idal hasanah dalam panji Muhammadiyah ke seluruh penjuru Tanah Air dan lintas negara dalam kepemimpinan PP Muhammadiyah. Ekpansi dan invasi ala Muhammadiyah dengan amal usahanya ke negeri muslim dan sekuler tanpa kilatan pedang dan genderang perang bi idznillah membawa suasana baru dalam dakwah Islam transnasional. Alhaqqu mirabbika falaa takunanna minalmumtariin. [*]
*) Prima Mari Kristanto, warga Muhammadiyah Lamongan, pelaku Pasar Modal, auditor di Kantor Akuntan Publik Erfan & Rakhmawan Surabaya.