PWMU.CO – Pelayanan prima menjadi materi bahasan Training dan Uji Kompetensi Service Excellent untuk pimpinan, guru, dan karyawan SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya dimulai Senin (3/7/2023).
Acara berlangsung hingga Rabu (5/7/2023) di Auditorium The Millennium Building (TMB) SD Mudipat Jl. Pucang Anom Surabaya.
Pelatihan Pelayanan Prima bersertifikat Badan Nasional Standar Pelayanan Republik Indonesia (BNSP RI) itu diikuti 62 peserta Mudipat dan 20 peserta dari sekolah luar SD Mudipat. Yakni MIM 5 Surabaya, MIM 25 Surabaya, SDM 11 Surabaya, SMPM 5 Surabaya, SMPM 15 Surabaya, dan peserta terjauh dari MIM 1 Kota Probolinggo.
Kegiatan terselenggara berkat kerja sama Mudipat dengan PT Probest, Lembaga Pelatihan Profesional. Hadir menjadi narasumber, Meriana Candra Kurniasari SPd MPd (CEO Probest) dan para trainer: Sahid Sumitro MM, Dimas Adyan A. BIT SKom MM, dan Mastuti Aksa SIP MIKom.
Kepala SD Mudipat Edy Susanto MPd menyampaikan, Mudipat taat imbauan Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, Dr Khozin, yang meminta kepadanya agar sekolah di luar Mudipat diajak jika Mudipat punya acara bagus.
“Kata beliau, Pak Edy, sekolah-sekolah Muhammadiyah di Jawa Timur juga dijawil kalau ada kegiatan yang baik di Mudipat, jadi ini merupakan amanah. Maka saya tawarkan kepada semua sekolah Muhammadiyah se Jatim. Alhamdulillah ada beberapa teman yang mewakili ikut acara ini,” terangnya.
Bidang Jasa
Edy menambahkan, pelayanan prima yang diadakan di SD Mudipat dilatarbelakangi dengan pesatnya perkembangan teknologi, dinamika pendidikan terkini, dan tuntutan sosial, tuntutan costumer/wali murid, maka pelayanan prima merupakan sebuah keniscayaan. Menurutnya sekolah adalah menyediakan jasa yang harus melayani.
“Sehingga jika ada pelayanan tidak bagus dari kita (sekolah) maka kita tidak memiliki kesan bagi pelanggan. Itu akan jadi masalah. Karena prinsipnya jasa adalah pelayanan prima,” jelas kepala sekolah asal Nganjuk itu.
Pelatihan pelayanan prima, lanjutnya, wajib diikuti tim garda depan di sekolah, yakni tim sekuriti dan tenaga kebersihan. Juga wali kelas.
“Karena ini garda depan dalam pelayanan. Harus melakukan service excellent. Meskipun ini belum diikuti seluruh guru karyawan, tapi saya berharap perwakilan ini nanti menularkan kepada yang lain,” harapnya.
Edy berharap pegawai di sekolah harus mampu beradaptasi dengan perubahan dan perkembangan teknologi. Pelayanan prima harus dihadirkan setiap guru dan karyawan sekolah karena mewakili sekolah.
“Menjawab WA dari costumer tidak boleh seenaknya kita, bahasa harus ditata karena itu mewakili kita (sekolah),” ucap ayah dua anak itu.
Edy berharap pelayanan prima bukan lagi disambi-sambi. Harus total dalam pelayanan. Menurutnya, sekolah sukses ialah yang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.
“Beradaptasilah kita dengan cara pandang costumer saat ini. Dulu kita melayani gebyah uyah. Tetapi sekarang tidak bisa. Memarahi di depan anak itu masalah, wali murid kita sangat kritis, mereka orang intelek. Kita harus betul-betul melayani dengan luar biasa,” tandas Edy.
Penulis Mulyanto Editor Sugeng Purwanto