PWMU.CO – Gamal Albinsaid hadir di SMA Muhammadiyah 3 Kota Batu membuka tahun ajaran baru 2023-2024.
Acara khusus ini digelar di Masjid Al-Muttaqin Sidomulyo, Kota Batu pada Selasa (25/7/2023).
Dokter Gamal Albinsaid membagikan pengalaman dan kiat-kiatnya sehingga menuai banyak prestasi di dalam maupun di luar negeri di usia yang relatif muda.
”Anak muda harus punya visi yang kuat, harus bisa menemukan potensi diri. Menggali potensi diri, itulah jalan menuju kesuksesan,” ungkap dr Gamal.
Dokter Gamal mencontohkan perjuangan Muhammad al-Fatih, sosok pemuda hebat yang dalam usia masih muda, yakni 25 tahun, mampu menaklukkan Konstantinopel di Romawi Timur.
Menurut dia, langkah yang diambil Al-Fatih tidak biasa, bahkan dianggap tidak logis. Al-Fatih berhasil menyeberangkan 70 kapal laut melewati hutan yang ditumbuhi pohon-pohon besar. Tentu saja setelah sebelumnya selama satu malam pasukan menebangi pohon yang merintangi perjalanan.
Pasukan Muhammad II berhasil menaklukkan Konstantinopel. Sejak itu dia mendapat gelar Sultan Muhammad Al-Fatih alias Sang Penakluk.
Kisah kesuksesan Muhammad Al-Fatih itu disampaikan Dokter Gamal dengan penuh semangat sehingga para siswa sangat antusias menyimaknya.
Adela Salwa, siswa kelas XI, menyampaikan pendapatnya tentang materi yang diberikan oleh dr. Gamal, “Dokter Gamal sangat menginspirasi untuk saya, beliau berbagi pengalamannya yang sangat menginspirasi dan itu membuat saya lebih tahu apa yang saya inginkan untuk masa depan saya.”
“Sangat bermanfaat, membuat saya jadi termotivasi untuk menetapkan target dalam hidup saya,” ungkap Nadya Hanum Humira, siswa kelas X yang baru masuk di SMA Muhammadiyah 3 Batu.
Di akhir paparannya, dr. Gamal mengimbau agar para pemuda tidak takut berusaha, berani berpayah-payah, dan bekerja keras untuk mencapai keberhasilan.
“Tak ada keberhasilan tanpa kerja keras. Tak ada kesuksesan yang diraih dengan cara instan, sebab untuk sukses memang diperlukan usaha maksimal,” kata dr. Gamal.
“Terakhir, jagalah aspek spiritual. Perlu keseimbangan antara intelektualitas dan spiritualitas. Intelektualitas tanpa spiritualitas akan menumbuhkan sikap negatif dalam diri seseorang, misalnya sombong dan individualis. Oleh sebab itu, aspek spiritual atau kerohanian kita harus terus diisi agar sikap, perilaku, dan perbuatan kita selalu terjaga di jalan Allah SWT,” pungkas dr. Gamal.
Penulis Khoen Eka Editor Sugeng Purwanto