PWMU.CO – Muhammadiyah di Kecamatan Palang diakui menjadi penyelamat generasi muda. “Apa yang terjadi jika tidak ada Muhammadiyah di sini?” Demikian dikatakan Yuli Dwi Cahyo Utomo—Kepala Desa Cendoro, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban—dalam sambutan Wisuda Purnasiswa MI/MTs Muhammadiyah 2 Palang, (21/5).
Dia menyampaikan bahwa MI/MTs Muhammadiyah di Desa Cendoro bukan sekadar sekolah biasa. “Tetapi merupakan sekolah penyelamat dari pergaulan remaja yang sekarang sudah sulit dikendalikan akibat pengaruh dunia online dan pergaulan bebas,” ujarnya.
(Baca: Muhammadiyah Lakukan Pelatihan dan Pengukuhan Dai Khusus di Tuban)
Kecamatan Palang, tambah dia, menduduki ranking pertama dalam kasus penyalahgunaan narkoba di Tuban. Oleh karena itu acara ini mendatangkan penceramah Ustadz Muhammad Arifin dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Timur. “Beliau juga Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim. Jadi sangat tepat agar para siswa maupun orang tua bisa mendapatkan ilmu yang berkaitan dengan bahaya penyalahgunaan narkoba,” ujarnya.
Sementara itu Muhammad Arifin menyampaikan beberapa pesan, baik untuk para siswa maupun orangtua, juga guru dan masyarakat umum. Kepada para siswa Arifin berpesan bahwa setelah lulus bukan berarti selesai belajarnya tetapi justru harus lebih ditingkatkan. “Karena tantangan ke depan semakin kompleks,” kata Arifin sambil memutar sebuah video tentang kisah dua anak yang meniti jalan berbeda dan membuahkan ‘produk’ yang berbeda pula: satu sukses dan satunya berantakan hidupnya.
Sedangkan kepada wali siswa dan tokoh masyarakat dia berpesan agar tidak bosan-bosannya menjaga, mengawasi, dan mengarahkan agar anak-anak tidak sampaik terjerumus terhadap pergaulan bebas dan penyalahgunaan narkoba.
(Baca juga: Inilah Inovasi Dakwah Muhammadiyah Tuban dan Pancal Pedal-Mu, Model Dakwah Komunitas Muhammadiyah Tuban)
Ceramah yang disampaikan selama satu jam dengan menunjukan kasus-kasus nyata seputar anak anak yang sukses dan yang gagal melalui multimedia membuat para wisudawa, wali siswa, dan undangan lainnya tak ada yang meninggalkan tempat duduk meskipun acara berlangsung di halaman sekolah yang cukup panas.
Para tokoh masyarakat setempat, baik dari Muhammadiyah maupun NU, ikut hadir pada acara yang juga dimeriahkan oleh pentas seni kreasi para siswa. (MN)