PWMU.CO – Kampanye stop bullying disampaikan Duta Kesehatan Mental Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Ugy Alfiansyah, di SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta, Selasa (26/7/2023).
Acara diadakan di aula sekolah tersebut diikuti antusias oleh 127 siswa baru kelas 7 SMP Muhammmdiyah PK Kottabarat.
Kunjungan Duta Kesehatan Mental Indonesia ke sekolah ini merupakan kegiatan Literasi Psikologi Indonesia yang berkantor di Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur. Ugy Alfiansyah menjadi delegasi untuk sosialisasi kampanye stop bullying.
Ugy Alfiansyah yang kini mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengajak para siswa diskusi terkait pengertian, jenis-jenis bullying, dan cara mengatasi bullying.
”Saya berkesan berada di sekolah ini karena suasana asri, enak dipandang, dan juga menyenangkan. Para siswa aktif menjawab dan mudah diajak berdiskusi,” ungkapnya.
Ugy Alfiansyah memaparkan bullying merupakan bentuk perilaku kekerasaan seperti pemaksaan secara psikologis ataupun fisik terhadap seseorang atau sekelompok orang yang lebih ’lemah’ dari seseorang atau sekelompok orang lain.
”Bullying biasanya juga terjadi di usia-usia remaja, seperti di sekolah contohnya. Ada yang menyebut nama orang tua buat candaan, atau mengejek badan gendut, krempeng dan sebagainya. Munculnya kata-kata tersebut, akan timbul rasa tidak nyaman,” paparnya.
Jenis Bullying
Terkait jenis-jenis bullying, Alfiansyah menjelaskan, ada empat jenis antara lain bullying verbal, bullying fisik, bullying relasional, dan cyber bullying. Bullying verbal seperti tindakan membully korban dengan kata-kata yang merendahkan dan menyakitkan.
Bullying fisik seperti memukul, menendang, menjambak rambut, dan terjadi penganiayaan secara fisik korban. Bullying relasional berupa tindakan mengucilkan, mengisolasi, atau menyebarkan gosip dan fitnah tentang korban.
Ugy Alfiansyah menambahkan terdapat jening bullying yang menyalahgunakan internet untuk melecehkan, menyebarluaskan, mengancam, mempermalukan, dan mengejek orang lain. Jenis bullying ini termasuk cyber bullying.
”Nah, kalian sudah tahu ya jenis-jenis bullying apakah masih melakukannya?” tanyanya kepada para siswa.
Duta Kesehatan Mental Indonesia tersebut mengatakan rata-rata anak melakukan bullying verbal. Bullying verbal biasanya digunakan sebagai bahan candaan.
”Kita harus menindaklanjuti jika terjadi hal tersebut karena jika dibiarkan maka akan berbahaya bagi psikologi anak. Sebagai orang dewasa kita harus memberikan intervensi terhadap pelaku tentang larangan dan konsekuensi,” ungkapnya.
Stop Bullying
Untuk mengatasi bullying itu tidak bisa hanya kita, Ugy Alfiansyah mengajak semua agar berkomitmen stop bullying. Caranya adalah dengan memberikan kesadaran dan pendidikan terhadap pelaku bullying.
Kemudian pembentukan budaya sekolah yang inklusif. Peran orang tua sangat penting agar memberikan dukungan mental atau fisik. Intervensi dan pendampingan khusus bagi korban bullying.
Pencegahan juga harus melibatkan lingkungan sekitar khususnya di masyarakat. Kita harus memberikan penjelasan terhadap pelaku bullying dengan menerapkan hukum dan kebijakan.
Ugy Alfiansyah berpesan kepada orang tua agar mengawasi anak-anak dalam penggunaan gadget karena hampir 90 persen siswa menguasai teknologi digital. Hal itu guna untuk meminimalisasi tindakan bullying fisik, verbal, relasional, dan cyber.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Al Islam dan Kemuhammadiyahan Rubiatun Nurush Sholihati mengatakan, upaya sekolah untuk mencegah terjadinya perilaku yang mengarah bullying (perundungan) salah satunya mengajak para siswa berdiskusi dan membuat kesepakatan bersama kampanye stop bullying.
”Alhamdulillah sekolah berkomitmen membangun sekolah ramah anak dan mencegah terjadinya sesuatu yang mengarah bullying di sekolah. Bahkan ketika MPLS orientasi siswa baru, kampanye-kampanye stop bullying terus digelorakan kepada siswa,” ungkapnya.
Nasywa Malya Claresta, salah satu siswa kelas 7 mengaku senang terhadap pemaparan kampanye stop bullying. Pemaparan tersebut semakin memberikan kesadaran bahwa tindakan bullying tidak baik dan menyakiti hati saudara kita.
Penulis Aryanto Editor Sugeng Purwanto