Pentingnya Market
Dia melanjutkan, saat ini PWM Jatim punya dua Bank Perkeditan Rakyat Syariah (BPRS) di Gresik dan Ponorogo. Menurutnya kalau kita mau dirikan BPRS sendiri, biaya pendirian dan uang yang dijaminkan cukup besar. “Kita cukup buka cabang, dengan begitu akan lebih mudah dan murah,” katanya.
“Pak Indra (Indra Nur Faust, Ketua Majelis ekonomi, Bisnis, dan Pariwisata PWM Jatim) berpesan kalau kita ingin memiliki unit-unit mikro itu bisa melalui BPRS dengan membuka cabang sehingga tidak hanya tumbuh di dua tempat ini, tapi bisa berkembang di kota kabupaten lain bisa tumbuh,” sarannya.
Soal bisnis minyak goreng, Dayat menagku dalam berbagai kesempatan akan selalu mengingatkan tentang bisnis minyak goreng di PWM Jatim. Dia berharap bapak-bapak di PDM bisa memberitahu dan meneruskan pesan ini ke majelis yang membidangi agar ini jadi gerakan bersama.
“Kalau ini bisa, maka ke depan kita bisa punya perkebunan sawit dan bisa punya pabrik sawit. Teknisnya, kita jualan dulu. Begitu jualannya bisa sampai 8-10 ribu ton tinggal beli. Daripada bangun perkebunannya dan bangun pabrik, tapi susah ngak punya pasar,” pesannya.
Bagi Hidayatur Rahman, karena pengalamannya, ia selalu berbisnis diawali membuka market. “Mending saya tidak dapat untung, yang penting PDM-PDM ini berjalan, dengan begitu PDM punya keuntungan, yaitu asas manfaat. Dengan bermanfaat itu maka gerakan ekonomi ini akan bisa berjalan,” tegasnya.
“Semua bisnis yang saya bangun sama kayak gini, kumpul, bareng-bareng, kecil-kecil dikumpuli diiket jadi satu. Syaratnya harus ada pemain, kalau tidak ada pemain, ya beli pemain,” tambahnya.
“Untuk pengaderan pemain (pebisnis), saya pakai sistem kader kintil. Saya punya orang sudah bisa jualan, saya tempelkan kader saya ikuti dia selama sembilan bulan, nggak sampai setahun dia bisa,” tutup Hidayatur Rahman. (*)
Penulis: Muhammad Syaifudin Zuhri Editor Mohammad Nurfatoni