Siapkan Generasi Tangguh Masa Depan
Selepas Rektor menyampaikan sambutan, giliran Kwarpus Endra Widyarsono. Endra mengapresiasi tinggi atas pelantikan Qabilah HW UAD. “Suatu keistimewaan dalam pelantikan ini dihadiri oleh para tokoh dan sesepuh HW. Ini bentuk dukungan dan harapan bahwa UAD bukan hanya berada di pusat kota HW, namun UAD diharapkan jadi penggerak dan pusat pengembangan HW di perguruan tinggi,” harapnya.
Endra menjelaskan, HW pernah mengalami tidur panjang selama 38 tahun, sejak divakumkan pada 1961 dan dibangkitkan lagi pada tahun 1999. HW tetap konsisten berdiri pada dasar gerak yang sama sejak awal berdirinya, yaitu berdasarkan surat an-Nisa ayat 19.
“Pada ayat itu sendiri menjelaskan bahwa umat Islam harus menyiapkan generasi yang tangguh untuk masa depan. Ayat inilah yang di kemudian hari menjadi prinsip dasar gerakan kepanduan HW,” terangnya.
Endra memaparkan, setidaknya ada lima poin penting dalam derap langkah Qabilah HW UAD ke depan. “Pertama, kita perlu menyiapkan generasi tangguh melalui proses kaderisasi yang berkesinambungan. Kedua, pentingnya merawat sejarah HW sekaligus sejarah Muhammadiyah,” ungkapnya.
Ketiga, membangun sinergi dengan para pelaku sejarah HW agar tidak terputus masa depan dan masa lalu. Yakni dengan menciptakan ruang dialog dan sinergi antara senior dan junior dalam transfer pengalaman dan pembelajaran.
“UAD bisa digadang menjadi the real modern Scout, sebagai pusat laboratorium pengembangan studi kepanduan di Indonesia,” tambahnya.
Qabilah HW UAD memang memiliki agenda awal pada bidang diklat yang akan mencoba merancang semacam Pusat Studi Kepanduan Hizbul Wathon yang sejauh ini belum ada di Indonesia. “Pendirian pusat studi tersebut diharapkan menjadi pusat laboratorium pengembangan, pelatihan, pendidikan dan penelitian kepanduan milik Muhammadiyah yang dikenal dengan Hizbul Wathon,” sambungnya.
Terakhir, kerja sama (MoU) antar PTMA menjadikan simpul HW berkembang semakin pesat.
Orientasi
Di sesi berikutnya, di tengah acara berlangsung, putra bungsu pahlawan Jenderal Sudirman–Teguh Sudirman–turut hadir dan menyampaikan sambutan. “Keteladanan Jenderal Sudirman itu patut dicontoh di kala dibutuhkan kehadirannya oleh negara,” ujarnya.
“Walaupun beliau sedang sakit keras, namun jiwa raga tetap berkorban demi bangsa dan negara. Bahkan nilai-nilai HW yang beliau bawa banyak mengilhami aturan dan prinsip tentara di Indonesia pada waktu itu,” imbuhnya.
Teguh mencoba menarik jiwa kesatria yang Jenderal Sudirman miliki agar dapat diilhami semua anggota HW di seluruh Indonesia.
Setelah prosesi resmi pelantikan, di sesi berikutnya ada orientasi pembekalan oleh tiga narasumber yang diundang oleh Qabilah HW UAD. Pertama, Muchlas Abror menjelaskan ‘Kebijakan PP Muhammadiyah Membangkitkan HW di Persyarikatan Muhamamdiyah’.
Kedua, Budi Sudijiono menerangkan ‘Organisasi HW: Konsep Kepanduam Modern dan Peran di PTMA’. Ketiga, Prof Sarbiran menyampaikan ‘Peran dan Tanggung Jawab PTMA dalam Mengembangkan Pandu HW’.
Moderator Nurul Satria Abdi SH MH dan Dr Arif Rahman MPdI memandu orientasi. Ketiga narasumber memberikan materi dasar dan fundamental tentang kebijakan, gerak, model dan konsep kepanduan HW yang dikaitkan dengan peran PTMA.
Bahkan tak jarang masing-masing narasumber banyak memberikan lagu-lagu HW di sela pemaparannya yang membuat suasana semakin hidup, sehingga moderator Arif Rahman berseloroh, “Hari ini nampaknya yang kita dengar 1 persen materi, 99 persen kita bergembira menyanyi bersama!” Tawa dan tepuk tangan apresiasi peserta pun bergemuruh. (*)
Penulis Arif Rahman Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni