Polda Jatim Jawab Isu Polisi RW untuk Kepentingan Politik Pemilu

Nur Cholis Huda saat bertanya soal Polisi RW (Mohammad Nurfatoni/PWMU.CO)

PWMU.CO – Polda Jatim menjawab berbagai isu yang sedang hangat jadi perbincangan masyarakat. Salah satunya soal Polisi Rukun Warga (RW).

Adalah Penasihat PWM Jatim Nur Cholis Huda MSi yang menanyakannya. Hal itu terjadi saat berlangsung silaturahmi Kapolda Jatim Irjend Pol Toni Harmanto dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim di Gedung Muhammadiyah Jatim, Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya, Rabu (30/8/2023) siang. 

Sebelum menyinggung soal Polisi RW, Ustadz Nur, sapaannya, mengusulkan strategi pencegahan penyalahgunaan narkoba di masyarakat, khususnya di kalangan pelajar. Sebagai informasi, persoalan maraknya narkoba menjadi salah satu topik pembicaraan di forum yang dihadiri Ketua PWM Jatim Dr dr Sukadiono MM dan jajarannya itu.

Menurut Ustadz Nur, peran sekolah dan masyarakat sangat penting dalam pencegahan narkoba ini, termasuk Ranting Muhammadiyah. 

“Sekarang ada Polisi RW, Polisi di RW, yang sebenarnya belum begitu paham kita ini. Kalau dengan ranting bisa disinergikan, mungkin hasilnya bisa lebih optimal. Jadi mohon dijelaskan Polisi di RW itu tugasnya apa, biar kita tidak salah tafsir. Oh itu? Tapi karena kita yakin polisi netral, tidak ada hubungannya dengan pemilu. Ndak ada bolo mana-mana. Netral. Hanya untuk mengamankan,” tanya Ustadz Nur. 

Menurut dia jika Polisi di RW bisa bekerja sama dengan Ranting Muhammadiyah maka pencegahan penyalahgunaan narkoba di kampung-kampung bisa lebih efektif karena di ranting ada warga Muhammadiyah, jamaah masjid, dan ibu-ibu Aisyiyah. 

Baca sambungan di halaman 2: Polisi RW Digoreng

Kapolda Jatim Irjend Pol Toni Harmanto (pegang mik) dalam forum silaturahmi Polda ke PWM Jatim Rabu (30/8/2023) (Mohammad Nurfatoni/PWMU.CO)

Polisi RW Digoreng

Menanggapi pertanyaan itu Kapolda Jatim Irjend Pol Toni Harmanto meminta Direktur Bimbingan Masyarakat (Dirbinmas) Polda Jatim Kombes Pol Asep Irpan Rosadi SIK MPA untuk menjawabnya. 

“Pak Asep soal masalah Polisi RW, nanti tolong bisa lebih dispesifikkan,” katanya.

Di sesi selanjutnya, Kombes Pol Asep Irpan Rosadi pun menjelaskan soal Polisi RW. Menurut dia polisi itu ada satu semangat Polmas atau Pemolisian Masyarakat. “Itu sudah lama sejak 2005-an dibangkitkan di Polri. Polmas hanya bisa dilakukan jika ada kemitraan antara polisi dengan masyarakat itu sendiri,” kata Kombes Pol Asep. 

Dia menerangkan, untuk menggerakkan Polmas ini ada yang namanya petugas Polmas. Yakni para polisi yang ditunjuk sedemikian rupa untuk bersama pemerintah atau masyarakat melaksanakan kegiatan-kegiatan. 

Petugas Polmas ada dua jenis: Polmas kawasan dan Polmas wilayah. Petugas Polmas kawasan itu ditempatkan di tempat-tempat strategis seperti di pelabuhan, bandara, atau kompleks sekolah, sebagai Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Kamtibmas). 

Baca sambungan din halaman 3: Sampai Tak Ada Alam Semesta

Direktur Bimbingan Masyarakat (Dirbinmas) Polda Jatim Kombes Pol Asep Irpan Rosadi SIK MPA ketika menjawab pertanyaan peserta (Mohammad Nurfatoni/PWMU.CO)

Sampai Tak Ada Alam Semesta

Berhubung Bhabinkamtibmas ini satu desa satu polisi sementara wilayahnya luas sekali bagi satu orang untuk membina masyarakat maka dihidupkanlah tugas Polmas ke wilayah RW yang disebut Polisi RW.

“Yang dzilalah-nya baru disuarakan itu kemarin digoreng sama beberapa pihak. Ada apa dengan Polisi RW? Padahal nggak ada apa-apa. Karena ini sudah lama misalnya polisi di pelabuhan, di bandara, di kawasan kelompok sekolah. Karena Bhabinkamtibmas tidak mencukupi untuk menjangkau satu kampung atau kelurahan,” urainya.

“Siapa mereka itu?” tanyanya retoris. Polisi RW adalah polisi-polisi yang dari berbagai fungsi—tidak hanya binmas—tapi dari narkoba, intel, atau dari satuan mana saja yang pulang ke rumahnya di situ, yang di situ nanti membina satu RW minimal. Bisa dua atau tiga RW,” jelasnya.

Kombes Pol Asep menjelaskan, saat ini ada 50 ribu RW di Jatim. Dari jumlah itu 30 ribuan ditargetkan diisi Polisi RW. “Jadi ini belum semua, baru 30 ribu. Dan baru 70 persen terisi Polisi RW sampai detik ini,” katanya.

Dia menambahkan, dari 70 persen itu juga belum semua bisa aktif tiap hari. “Mereka mohon waktu karena sibuknya di masing-masing karena ada yang bertugas di lalu lintas, ada yang di narkoba, ada yang penyidik, ada yang lain, sehingga mereka minta izin hanya seminggu sekali di RW. Ya nggak apa-apa, yang penting sempat bermasyarakat melakukan kegiatan,” katanya.

“Apakah pemilu tetap ada atau hilang,” tanya Ustadz Nur, mempertegas pertanyannya di awal.

All terus. Sampai tidak ada alam semesta,” canda Kombes Pol Asep yang langsung disambar tawa oleh hadirin. “Jadi bukan karena pemilu,” tegasnya.

Setelah Asep menjelaskan soal Polisi RW, Kapolda Jatim Toni Harmanto ikut menambahkan, “Selalu digoreng juga kita. Kadang-kadang kebijakan-kebijakan tadi terus digoreng karena berdekatan dengan masa pemilu dan sebagianya,” katanya. 

Tapi dia menegaskan bahwa Polri akan tetap netral dalam kegiatan pemilu. (*)

Penulis Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version