PWMU.CO – Pengajian kitab Minhajul Arifin karya Imam al-Ghazali berlangsung di Pondok Pesantren al-Fattah Buduran Sidoarjo, Ahad (3/9/2023).
Pengajian disampaikan oleh Syekh Prof Dr Hisyam Kamil Hamid Musa al-Azhari dari Universitas al-Azhar Kairo Mesir.
Acara ini dihadiri ratusan jamaah terdiri santri pondok, asatid, warga, wali santri, alumni al-Azhar, dan warga.
Kedatangan Syekh Hisyam pukul 08.10 disambut oleh tim Banjari dengan tabuhan rebana. Setelah ramah tamah sebentar, dimulailah pengajian dengan pembacaan kitab Minhajul Arifin dalam bahasa Arab kemudian diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh penerjemah.
Pengajian kitab ini berupa pembacaan satu kitab Minhajul Arifin sampai habis halaman terakhir. Mulai pukul 09.00 hingga pukul 17.00. Kitab ini memuat 27 bab, menguraikan secara singkat tentang cara seorang murid menerapkan nilai-nilai tasawuf dalam aktivitas sehari-hari, sampai bisa masuk dalam golongan arifin. Yaitu golongan orang-orang yang mengenal Allah. Kitab ini termasuk salah satu kitab tasawuf karya Imam al-Ghazali.
Selesai pembacaan kitab dilanjut dengan pemberian sanad atau ijazah kepada para jamaah untuk ilmu yang telah diajarkan tadi.
Anggota Dewan Pengasuh Pondoh Al-Fattah M. Fauzan Lc MPd menerangkan, ada tiga tujuan diadakan muhadharah dan ijazah amah.
Pertama, metode memahami al-Quran dan hadits dengan mengkaji kitab-kitab turats seperti kitab Minhajul Arifin karya Imam al-Ghazali.
Kedua, sosialisasi manhaj, bahwa kita umat Islam berada di tengah (Washatiyyah). Ketiga, bisa dan membiasakan berbahasa Arab dalam keseharian agar tidak salah dalam memahami al-Quran maupun hadits karena keduanya dilafadhkan dalam bahasa Arab.
Acara ini, sambung dia, diharapkan selaras dengan harapan para wali santri dan pondok untuk menyalurkan keinginan para santri melanjutkan kuliah ke Universitas al-Azhar Kairo, sehingga tercipta generasi penerus al-Fattah dan penerus sanad.
Dijelaskan, dalam literatur Islam masalah sanad keilmuan atau mata rantai riwayat keilmuan sampai kepada Rasulullah itu penting. Ulama Abdullah Ibnu Mubarak (W. 797 M) mengatakan,
قال عبدالله بن المبارك :” الإِسْنَادُ مِنَ الدِّيْنِ وَلَوْلاَ اْلإِسْنَادُ لَقَالَ مَنْ شَاءَ مَا شَاءَ
”Sanad keilmuan bagian dari agama. Kalaulah tidak ada sanad, pasti siapapun bisa berkata apa yang ia kehendaki.”
Penulis Nur Djamilah Editor Sugeng Purwanto