PWMU.CO – Mengapa PPDB harus naik 200 persen mengemuka dalam Rapat Kerja (Raker) Forum Silaturrahim dan Komunikasi Kepala Sekolah dan Madrasah Muhammadiyah (Foskam) Kabupaten Gresik. Lokasinya di Kapal Garden Hotel Sengkaling, Malang, Jumat (15/9/23).
Sebanyak 39 pemimpin sekolah menyimak ‘Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Abnormal Naik 200 Persen’. Sebelumnya, raker diawali dengan studi banding ke SD Muhammadiyah 8 (SD Mapan) Dau.
Ketua Majelis Dikdasmen dan Pendidikan Non-Formal (PNF) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik M Fadloli Aziz MSi dalam sambutannya meminta kepada Mudir Pesantren Entrepreneur Muhammadiyah (PEM) Gondanglegi Malang Pahri SAg MM sebagai pemateri untuk memaparkan kiat jitunya. “Kerena Gondanglegi adalah sebuah desa yang terletak di Kota Malang selatan. Jumlah pesaingnya juga banyak, ada 11 sekolah,” ungkapnya.
Meski demikian, lanjutnya, bisa sukses dalam PPDB. “Yang awalnya hanya 36 santri, menjadi 464, dan sekarang bisa mencapai 2.500 santri. Luar biasa!” imbuh Aziz.
Sejalan dengannya, Ketua Foskam SD MI Gresik Mochamad Nor Qomari SSi memberi gambaran kondisi lembaga-lembaga Muhammadiyah di Gresik. Di antaranya ada yang baru berdiri lima tahun seperti SDM Bawean.
“Di Gresik pantura ada madrasah ibtidaiyah (MI) yang notabene sekolah ideologis. Semuanya sudah berkolaborasi tapi masih belum maksimal hasilnya. Untuk itu perlu ditemukan solusinya malam ini,” tegasnya.
Selain itu, Ari–sapaan akrabnya–menaruh harapan besar kepada semua kepala sekolah dan madrasah Muhammadiyah yang hadir di forum itu. “Untuk kebaikan di lembaga masing-masing serta Organisasi Muhammadiyah, tetap semangat dengan jargon ‘Sukses sendiri tidak asyik, sukses bersama sangat luar biasa!’,” imbuhnya.
Naik 200 Persen
Pahri mengawali penjelasan dengan memaparkan mengapa PPDB harus naik 200 persen. “Karena di tahun 2021 dan 2022 di saat pandemi Covid-19, sekolah Muhammadiyah mengalami collapse. Untuk itu, di tahun 2023 dan seterusnya harus naik 200 persen!” ungkapnya.
Mengapa harus 200 persen? Kata Pahri, karena kalau tidak ditingkatkan tiga tahun berturut-turut, maka sekolah akan tutup. “Terutama jenjang SMP dan SMA yang masanya hanya tiga tahun,” imbuh mantan Kepala SMK Mutu Gondanglegi itu.
Bapak empat anak yang berdarah Madura ini berbagi empat kiat sukses PPDB. Pertama, harus punya mimpi. “Mimpi harus besar, memiliki murid yang banyak. Ukuran hebat dan tidaknya kepala sekolah adalah terletak pada jumlah muridnya,” tuturnya.
Kedua, inovasi. Pahri menjelaskan, “Bertahan tidaknya suatu lembaga tergantung pada seberapa inovasi yang dibangun. Sekolah satu dengan lainnya selalu bersaing.”
Ketiga, branding. “Sekolah yang belum maju bisa mendatangkan tokoh dan mampu mengemas kegiatan sebaik mungkin sebagai banding sekolah,” imbuhnya.
Keempat, marketing. Pahri menegaskan, “Sekolah butuh dipasarkan ke semua penjuru, bahkan sampai ke mancanegara sekalipun.”
baca sambungan di halaman 2: Delapan Jurus PPDB