PWMU.CO – Berkomitmen berjuang sebagai representasi Persyarikatan Muhammadiyah di parlemen. Tugasnya di DPR mengawal misi Muhammadiyah.
Demikian disampaikan Prof Dr Zainuddin Maliki MSi pada acara rapat koordinasi Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Panceng, Rabu (20/9/2023).
Zainuddin Maliki bercerita beberapa tahun lalu, ketika menjelang Pemilu 2019, pada waktu itu belum pernah Muhammadiyah secara struktural menyampaikan instruksi menugaskan kadernya agar ada yang bisa mengawal misi Muhammadiyah di Senayan.
Kemudian Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur memandang perlu untuk menugaskan kadernya menjadi anggota legislatif.
”Supaya politik di Indonesia ini menjalankan politik yang sejalan dengan misi Muhammadiyah yaitu amar maruf nahi munkar untuk membentuk baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur,” katanya.
Akhirnya dia ditugaskan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur untuk mencalonkan diri menjadi DPR RI Dapil Gresik dan Lamongan melalui kendaraan Partai Amanat Nasional.
Mengapa Prof Zaenuddin Maliki memilih Partai Amanat Nasional (PAN)? Karena PAN adalah partai yang didirikan berdasarkan pada pesan sidang Tanwir Muhammadiyah tahun 1998 di Semarang.
”Itulah sebabnya saya memilih kendaraan Partai Amanat Nasional,” katanya.
Sebenarnya waktu itu riwayat hidup Prof Zainuddin Maliki sempat ditawarkan oleh PP Muhammadiyah ke salah satu partai politik. Karena di-endors oleh PP Muhammadiyah, partai politik tersebut langsung menghubunginya.
”Sempat riwayat hidup saya ditawarkan oleh PP Muhammadiyah ke salah satu partai. Mengetahui nama saya di-endors oleh PP Muhammadiyah, partai tersebut langsung menghubungi saya lewat telepon. Pada intinya menyiapkan logistik sangat menggiurkan sampai 7,5 M,” kenangnya.
”Saya ini ditugaskan oleh Muhammadiyah untuk mengawal misi Muhammadiyah melalui politik, tapi partai politik yang menawarkan ke saya tidak sejalan dengan misi Muhammadiyah,” pikirnya waktu itu.
Kemudian dia merenungkan hal tersebut dan berpikir. Akhirnya dia mantap di PAN sebagai partai politik dalam pemilihan legislatif tahun 2019. Pertimbangannya PAN ideologinya sama dengan misi dakwah Muhammadiyah.
”Secara pribadi saya mengucapkan terima kasih kepada PAN yang telah memberi ruang dan tempat untuk berkiprah dalam politik dalam rangka menyuarakan kewarasan publik dan mengawal misi Muhammadiyah di parlemen,” katanya.
Sebagai kader Muhammadiyah dia berupaya semampu mungkin untuk menjadi anggota DPR RI yang baik dan mengawal aspirasi masyarakat juga mengawal misi Muhammadiyah di parlemen.
Kader Muhammadiyah di parlemen hanya dia, dan Saleh Daulay, mantan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah yang sering bersuara di parlemen. ”Kita berdua berani pasang badan kalau Muhammadiyah punya masalah di parlemen,” ujarnya.
Semua pengalamannya itu dia kumpulkan menjadi buku berjudul Mengawal Misi Muhammadiyah di Parlemen. Dia berkomitmen mengawal misi Muhammadiyah.
Penulis Nurkhan Editor Sugeng Purwanto