PWMU.CO – Foskam SMP/MTs Jatim bersilaturahim dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Denpasar di Mushola SD Muhammadiyah 2 Denpasar Jl Pulau Selayar Sanglah No 19A Dauh Puri Klod Kecamatan Denpasar Bar Kota Denpasar, Sabtu, (28/10/2023).
Dalam sambutanya, Ketua Forum Silaturahim dan Komunikasi Kepala Sekolah dan Madrasah Muhammadiyah (Foskam) SMP MTs Jawa Timur Imam Sapari ShI MpdI berharap kunjungan ke PDM Kota Denpasar bisa menambah ilmu dan semakin berkah.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua PDM Kota Denpasar Tatang Wisnu Wardhana SPd menyambut dengan bahagia kehadiran Foskam SMP MTs Jawa Timur.
“Terima kasih telah menyempatkan berkunjung ke PDM Denpasar. Salah satu budaya Muhammadiyah yaitu berkunjung ke daerah manapun selalu menyempatkan hadir untuk silaturahim ke saudaranya,” ujarnya.
Dia menceritakan jejak secara Muhammadiyah Denpasar. Perkembangan Muhammadiyah di Denpasar tidak berawal dari gerakan pendidikan. Muhammadiyah Denpasar tidak diawali dari dunia pendidikan.
“Mulai 1953 mengawali dengan mendatangi kelompok-kelompok yang jarang dikunjungi, yaitu ke warga binaan, kita bina, kita beri makan, lalu setelah itu muncul gerakan shalat id di jalan, di lapangan,” tambahnya.
Mungkin, ucapnya, shalat id di lapangan, di jalan merupakan suatu halangan, tapi Denpasar merupakan salah satu gerakan perubahan.
“Perkembangan Muhammadiyah di Denpasar diawali dengan gerakan pendidikan mulai tahun 1960. Mulai berdiri SD Muhammadiyah 1 Denpasar dan SMP Muhammadiyah 1 Denpasar. Hingga sekarang ada delapan amal usaha. Itulah kami berproses,” ceritanya.
Tantangan dan Peluang
Tatang Wisnu Wardhana menjelaskan, PDM Kota Denpasar mempunyai tantangan dan peluang. Di Denpasar tanah begitu mahal, proses perizinan sekolah lumayan sulit, tetapi dampaknya bisa memberikan kontribusi positif.
“Hal tersebut diakui masyarakat dan pemerintah kota, sehingga kami merencanakan mengembangkan sayap pendirian madrasah tsanawiyah. Rencananya letaknya di Denpasar Timur,” jelasnya.
Kepala SMP Muhammadiyah 1 Denpasar Mely Noor Rohmah SE menceritakan kebangkitan sekolahnya pascapandemi.
“Sekolah kami mempunyai branding Green school of Muhammadiyah. Guru-guru kami aktivis di Muhammadiyah Denpasar. Kami mempunyai 400 siswa setelah mengalami perjuangan, karena sempat mengalami penurunan waktu pandemi,” tambahnya.
Dia menuturkan, di Denpasar setiap tahun bertambahnya satu sekolah negeri. “Jadi tangtangannya begitu luar biasa. Dua tahun terakhir bangkit kembali,” tandasnya. (*)
Penulis Mahyuddin. Editor Ichwan Arif.