PWMU.CO – Pengaderan Nasyiah, penting atau sekadar formalitas menjadi topik webinar Departemen Kader Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur yang digelar secara daring, Ahad (29/10/2023).
Kegiatan yang berlangsung pukul 09.00-12.00 ini diikuti oleh 78 peserta yang berasal dari berbagai anggota Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) se-Jawa Timur. Ada juga peserta dari PWNA di luar Jatim.
Ketua Departemen Kader PWNA Ratna Mettasari mengatakan webinar ini dilatarbelakangi oleh fenomena banyak pimpinan atau kader yang sudah lama bernasyiah atau tapi belum pernah mengikuti pengaderan Nasyiah Aisyiyah aias Nasyiah.
Sebagai narasumber adalah Nunung Damayanti SIP. Mbak Nunung, sapaan akrabnya, mengawali materi dengan menegaskan visi, misi, dan landasan gerak Nasyiatul Aisyiyah.
Ketua Bidang Kader Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA) ini memantik diskusi dengan mengajukan pertanyaan tentang perbedaan kader dan perkaderan. Selanjutnya, ia memberikan penguatan dengan menunjukkan perbedaan keduanya.
Kader adalah orang yang diharapkan akan memegang peranan penting dalam lembaga, instansi, atau organisasi tertentu (KBBI online). “Pengaderan adalah proses, cara, perbuatan mendidik atau membentuk seseorang menjadi kader,” tandas Mbak Nunung.
Dari penegasan kedua istilah tersebut, Mbak Nunung yang sehari-hari juga aktif sebagai dosen dan berwiraswasta ini menuturkan arah gerak pengaderan di Muhammadiyah khususnya Nasyiatul Aisyiyah.
Kemudian dia membahas inti dari webinar dengan mengupas urgensi pengaderan di Nasyiatul Aisyiyah yang bertujuan untuk menghasilkan tenaga dan penggerak inti penerus dan gerakan Muhammadiyah melalui berbagai lini antara lain Muhammadiyah, ortom, amal usaha, masyarakat, umat, dan bangsa.
Mbak Nunung juga memaparkan dengan detail tantangan yang terjadi dalam proses pengaderan. Ada tiga tantangan krusial yang dihadapi yaitu generasi milenial, pasar bebas ideologi, dan disrupsi digital.
“Oleh karena itu, pengaderan yang dilakukan harus menawarkan model yang menjejakkan visi misi bernasyiah yang relevan dengan kondisi era kekinian,” ujarnya.
Baca sambungan di halaman 2: Menguasai Teknologi Gigital