PWMU.CO – Tabligh akbar berlangsung di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Munawwarah Brondong Lamongan memperingati Milad ke-8, Sabtu (11/11/2023).
Acara dihadiri seribu orang dengan mendatangkan tokoh politik dan Muhammadiyah Prof Dr M. Amien Rais.
H Ahmad Hasan Al Banna, Pimpinan Ponpes Al Munawwarah, dalam sambutannya, menjelaskan, pondok ini didirikan delapan tahun yang lalu oleh ayahnya yaitu almarhum KH Afnan Anshori di tengah tanah lapang dengan kondisi masyarakat yang abangan, jauh dari nilai-nilai keislaman.
Melihat kondisi tersebut, KH Afnan Ansori mulai membangun mushala dan Taman Pendidikan al-Quran di beberapa tempat hingga sampailah pada pendirian Pondok Pesantren al-Munawwarah ini
”Dengan harapan masyarakat bisa putih bersih jauh dari nilai kemusyrikan dengan taat kepada Allah swt,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, mengundang Prof Amien Rais ke tabligh akbar ini adalah melaksanakan keinginan ayahnya yang belum terlaksana. ”Semoga kehadiran Prof Amien Rais memberikan ilmu dan motivasi untuk mengembangkan dakwah melalui Pondok Pesantren Al Munawwarah ini,” ujarnya.
Amien Rais dalam Tabligh Akbar bertema Pesantren Mencerdaskan Umat Mencerahkan Bangsa ini mengawali kajiannya dengan mengutip pesan dari al-Quran surat al-Jumah ayat 2.
هُوَ ٱلَّذِى بَعَثَ فِى ٱلْأُمِّيِّۦنَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبْلُ لَفِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ
Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayatNya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
Menurut Amien Rais, pendiri pondok almarhum KH Afnan Anshori telah melaksanakan ayat tadi mengambil peran mengajarkan kitab Allah kepada masyarakat agar taat kepada Allah swt.
”Mendengarkan cerita Ustadz Hasan Al Banna tadi di mana kondisi awal masyarakat yang ’merah’ sekarang sudah relatif hijau, maka Ponpes al-Munawwarah sudah memenuhi fungsinya untuk mencerdaskan santri dan ghirah kebaikan untuk masyarakat,” tutur mantan Ketua MPR ini.
Pria yang akrab dipanggil Pak Amien ini mengungkapkan beberapa hal yang hendaknya menjadi perhatian masyarakat di antaranya kondisi umat Islam dunia yang kehilangan arah.
”Hal ini dapat dilihat dari jumlah penganutnya 2 miliar lebih tapi perannya minoritas, sehingga mutunya tidak mencerminkan kualitas. Maka al-Quran surat at-Taubah ayat 122 di mana tidak perlu semua orang ikut di medan perang, harus ada yang tetap tinggal untuk mendalami ilmu agama, dan setelahnya agar kembali ke asal untuk mengingatkan dan mengajarkan kepada masyarakat agar tidak dikalahkan oleh non-muslim dan pesantren adalah benteng terakhir umat Islam sebagaimana pesantren telah banyak mencetak tokoh-tokoh berintegritas,” tuturnya.
Mantan Ketua PP Muhammadiyah 1995-1999 itu juga mengingatkan, negeri ini diincar dengan propaganda yang mengubah mindset kita untuk jauh dari nilai-nilai keislaman, maka pimpinan di negeri ini diharapkan bisa membawa perubahan.
Dia berpesan, jangan pernah bosan untuk berdoa kepada Allah dalam setiap shalat kita terlebih saat shalat malam agar diberikan pemimpin yang terbaik menurut Allah swt.
”Saya mengajak kepada seluruhnya untuk di setiap shalat apalagi saat shalat malam untuk mengangkat dua tangan seraya berdoa kepada Allah kiranya memberikan pertolongan kepada bangsa Indonesia bisa memilih pemimpin yang terbaik sesuai kehendakMu ya Allah. Jika satu saja doa tersebut tembus ke langit, maka akan dimenangkan Allah swt,” tegas tokoh Reformasi ini.
Acara tabligh akbar tersebut diakhiri dengan penandatanganan prasasti peresmian Gedung Saudi dua lantai sebagai tempat santri belajar yang representatif dengan disaksikan beberapa tokoh masyarakat.
Penulis Eko Hijrahyanto Erkasi Editor Sugeng Purwanto