PWMU.CO – Mampukah Aisyiyah menghapus korupsi? Pertanyaan ini dibahas dalam Pelatihan Corps Mubalighat Aisyiyah (CMA) yang bertema Ikhtiyar Menyelamatkan Semesta yang dilaksanakan di Pimpinan Aisyiyah Cabang (PCA) Ujungpangkah, Ahad (31/12/2023).
Dalam kegiatan yang dilaksanakan di Aula Faqih Usman dan diselenggarakan Majelis Tabligh dan Ketarjihan Pimpinan Daerah Aisyiyah (MTK PDA ) Gresik Jawa Timur ini dibagi 3 sesi. Sesi pertama dengan materi Strategi Pemberantasan Korupsi dalam Perspektif Islam yang dipaparkan oleh Aisyatur Rosyidah MPd dengan moderator Riza Agustina SPd MPd.
Aisyatur Rosyidah menjelaskan korupsi merupakan suatu kegiatan yang setiap hari kita lihat dan kita dengar yang ada di sekitar kita, ada di alam semesta yang perlu kita selamatkan, kita hapus dan kita binasakan.
“Menurut Din Syamsuddin, Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2015, korupsi adalah Tahayul, bid’ah dan Khurafat (TBC) modern. Karena tidak lagi menyakini Allah sebagai Tuhan tetapi uang sebagai kekuatannya, the power of money,” katanya.
Dia menuturkan, Pemerintahan yang baik Good Governance tidak lepas dari Khoiro ummah/Khoirun Hukumah yakni Civil Society (Masyarakat Madani). Madani, Tamadun, Madinah merupakan satu akar kata yang mempunyai makna tertata dengan baik,” jelasnya.
“Lemahnya good governance yang terjadi di tanah air kita antara lain karena disebabkan oleh lemahnya landasan kultural,” paparnya.
Qul al haq walau Kana murron (katakanlah yang baik walau pahit rasanya) memang secara subtansial sangat baik untuk mengatakan yang benar walaupun pahit.
Kalau kita melihat data, katanya, negara yang paling kecil tingkat korupsinya adalah Singapura dan Belanda. Padahal secara kultural negara tersebut bukan negara agamis. Sedangkan negara Indonesia yang masyarakatnya agamis tapi tingkat korupsinya tertinggi.
Pada sesi tanya jawab, PCA dari Cerme Yuyun Minarti bertanya, PDM di kondisi seperti ini menjelang pemilu sudahkah membekali para caleg, terkait dengan shadaqoh politik yang marak terjadi?
Sedangkan penanya ke 2, Maftakha dari GKB menanyakan, strategi apa yang dilakukan Muhammadiyah untuk memberantas korupsi?
Menanggapi dua pertanyaan tersebut, Ain sapaan akrabnya mengatakan korupsi merupakan salah satu problem besar bangsa Indonesia karena merusak sendi-sendi perekonomian bangsa.
“Di dalam al-Quran terdapat acuan mengenai korupsi, ada di Surat Ali Imran ayat 161. Korupsi di sebut Ghulul secara harfiyah berarti pengkhianatan terhadap kepercayaan (amanah ),” katanya.
Kita, tegasnya, sebagai anggota Aisyiyah cara kita menjawab kedua penanya tersebut dengan memulai dari keluarga, kalau dalam keluarga kita sudah tertanam dengan baik,tidak bohong, jujur, maka lambat laun akan semakin banyak yang jujur dan korupsi makin tertepis. (*)
Penulis Ummu Salamah. Editor Ichwan Arif.